“Yang terpenting semua objek kebudayaan yang ada di Gurabunga, ke depannya harus dinarasikan agar tetap terjaga,” ujarnya.
Sementara itu, pendiri sanggar Rau Gabi Kelurahan Gurabunga, Hi. Abdullah Husain dalam sambutannya menyampaikan, seluruh lomba yang ditampilkan pada festival merupakan lomba yang luar biasa. Ada lomba masak atau toko cuka, ada pula lomba permainan tradisional yang diperagakan oleh para ibu-ibu.
“Menariknya, selain lomba masak, ibu-ibu Kelurahan Gurabunga juga turut berpartisipasi pada lomba permainan tradisional, yang lambat laun ada yang sudah punah dan hampir tidak pernah dimainkan lagi oleh anak-anak masa kini, permainan tradisional ini kedepannya harus terus dijaga dan dipelihara, agar dapat dilestarikan pada setiap event Idadari Ma Munara,” tutur Hi. Abdullah.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua sanggar Rau Gabi, Ridwan Ibrahim. Ridwan menjelaskan bahwa, Festival Idadari Ma Munara merupakan event tahunan yang sudah digelar kedua kalinya di Kelurahan Gurabunga.
Festival ini juga sebagai penanda lahirnya sanggar seni Rau Gabi di Kelurahan Gurabunga.
Di mana, lanjut Ridwan, melalui kegiatan-kegiatan yang positif, festival ini juga diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan perputaran ekonomi di Kelurahan Gurabunga.
“Festival Idadari Ma Munara akan terus digelar setiap tahun, tepatnya di bulan Oktober. Festival yang digagas oleh anak muda Kelurahan Gurabunga ini juga,.sebagai perayaan HUT berdirinya sanggar seni Rau Gabi. Untuk itu, kami meminta dukungan penuh Pemerintah Kota Tidore Kepulauan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, agar Festival Idadari Ma Munara dapat masuk, dalam kalender event Pemerintah Kota Tidore Kepulauan,” pungkas Ridwan. (*)