Selasa, 3 Desember 2024

Pembangunan Panggung Kesenian Pulau Hiri Mangkrak

Kondisi panggung kesenian Pulau Hiri saat ini | Foto: Istimewa/Malut Kaidah

TERNATE, MALUT KAIDAH – Pembangunan Panggung Kesenian di Kecamatan Pulau Hiri, Kota Ternate, Maluku Utara, tak kunjung selesai. Proyek yang sengaja dibuat untuk Festival Sail Pulau Hiri tahun 2019 dalam kondisi mangkrak.

Amatan malut.kaidah.id beberapa pekan lalu, kondisi panggung yang berada tepat di atas air laut itu, sepertinya tidak lagi dilanjutkan pembangunannya.

Berdasarkan data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Ternate, proyek tahun 2019 itu menelan anggaran sekira Rp1,1 miliar yang dikerjakan dalam dua tahap.

Pada tahap I proyek ini selesai dengan menelan anggaran sekitar lebih Rp424 juta, sedangkan pada tahap II dinyatakan selesai dengan nilai anggaran lebih Rp694 juta.

Mantan Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Ternate, Samin Marsaoly yang saat ini menjabat sebagai Staf Ahli di Pemerintahan Kota Ternate menjelaskan, semasa dirinya menjadi kepala dinas, proyek tersebut hanya sampai pada tahap I.

Semestinya, kata Samin, proyek pembangunan panggung kesenian Hiri itu sudah harus selesai pada 2019 lalu, namun terkendala anggaran sehingga proyeknya terhenti.

“Pada tahap I itu ketika saya masih menjabat sebagai Kadis Pariwisata, tapi tahap II itu masuk piutang tahun 2020,” ungkap Samin Marsaoly, 24 Agustus 2021 lalu.

Ia bilang, pembangunan panggung kesenian Pulau Hiri itu, awalnya dibangun untuk menunjang pelaksanaan Festival Pulau Hiri yang akan menjadi agenda rutin Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate ke depannya.

“Supaya tidak mengganggu akses jalan, makanya panggung itu dibuat,” ucapnya.

Ia menambahkan, pembangunan panggung itu menelan anggaran miliaran rupiah, namun karena kondisi anggaran yang tak mencukupi, sehingga pengerjaan dilakukan dua tahap.

Tetapi ini sudah tentu berbeda dengan data LPSE, yang tercatat sudah selesai pembangunanannya dengan anggaran Rp1,1 miliar.

Pasalnya, setelah dicek ke lokasi, fisik bangunan panggung kesenian tersebut, hanya panggung tanpa atap. Padahal sesuai perencanaan awal, panggung kesenian itu dibuat sekaligus atap panggung.*