Selasa, 26 November 2024

KNPI Soroti Kelemahan Pemkot Ternate Atasi Trend Hirup Lem

Ketua KNPI Kota Ternate, Samar Ishak | Foto: Istimewa/Kaidahmalut

TERNATE, KAIDAH MALUT – Pada momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada Jumat, 28 Oktober 2022, Ketua KNPI Kota Ternate, Samar Ishak mengajak Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate berkolaborasi memberantas penyakit sosial di Kota Ternate.

Banyak masalah sosial yang terjadi di Ternate, termasuk trend menghirup lem Aha-Bond, pesta miras, pesta seks, dan baru-baru kasus penipuan terhadap dua anak dibawah umur yang kemudian diterlantarkan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Menurut Sahmar, Pemkot dalam hal ini Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak harus bersinergi membangun kerjasama dengan KNPI, LSM, karang taruna, bahkan tokoh agama terkait problem ini.

Ia bilang, penyalahgunaan lem Aha-Bond juga menjadi perhatian KNPI saat ini. Apalagi yang menjadi korban merupakan anak-anak dibawah umur. Tentu ini sangat berpengaruh, pada perkembangan dan nasib generasi muda di Ternate.

“Penguna lem ini kebanyakan anak dibawah umur. Selama ini setelah razia dilakukan Satpol PP banyak anak-anak yang saat dicek KTP malah mereka dari luar Ternate, meski ada juga beberapa dari mereka yang tinggal di Ternate, tapi mereka banyak dari luar Ternate. Itu juga jadi tanggung jawab kita bersama dan lebih khususnya Pemkot Ternate,” jelas dia.

Semestinya instansi terkait harus memiliki kepekaan dalam kasus ini. Seperti, memperketat akses keluar masuk Kota Ternate dan mendata siapa saja yang datang ke Ternate.

“Ini kan ada kesenjangan sosial dan begitu lihat di lapangan seperti tidak ada kegiatan kan dari instansi terkait. Tapi, ya begitu sudah, Ternate ini kan kota yang semakin berkembang, jadi kasus-kasus seperti itu juga menjadi tantangan bagi kita. Belum lagi baru-baru ini dua anak dibawah umur yang diterlantarkan di Makassar, lalu dipulangkan. Nah, ini yang harus diantisipasi oleh kita bersama,” bebernya.

Samar menyebut, Dinas Sosial harus memproteksi hal ini sedari dini. Apalagi Kota Ternate untuk target traffiking cukup tinggi.

“Dinas ini kan hanya atur program pertahun-tahun, seharusnya dinas terkait menggandeng LSM lokal atau juga komunitas yang konsen terhadap sosial perkotaan, sehingga orang tidak hanya melihat atau menilai kota ini cantik, tapi didalamnya banyak masalah karena problemnya ada di manusianya begitu,” terang dia.

Ia berharap, Pemkot bisa memfasilitasi pemuda-pemuda di Kota Ternate dengan menyiapakan, wadah untuk mereka bisa berkreasi. Selain itu, disiapkan semacam tempat pelatihan keterampilan seperti BLK. Sehingga, mereka yang memiliki potensi atau keahlian dibidangnya, tentu bisa jadi sumber pendapatan mereka sendiri karena sudah produktif.

“Jadi dengan begitu anak-anak ini bisa ada kesibukan. Paling tidak pemerintah bisa meminimalisir hal buruk, yang menimpah anak-anak muda di Kota Ternate ini,” tukasnya. (*)