Selasa, 26 November 2024

Pelabuhan Speedboat Samping Masjid Almunawar Ternate Butuh Perhatian

Kondisi pelabuhan speedboat samping masjid Almunawar Ternate (Foto: Ibenk/Kaidahmalut)

TERNATE, KAIDAH MALUT – Pos pelabuhan speedboat rute Ternate-Sidangoli yang terletak di samping masjid Almunawar, kelurahan Gamalama, Kota Ternate dalam kondisi rusak parah.

Amatan malut.kaidah.id, Selasa, 27 Desember 2022 kerusakan pos yang dibangun secara swadaya tersebut alami kerusakan, mulai dari tiang pancang, lantai, dinding sampai atap pos.

Meski bukan pelabuhan resmi namun areal itu sudah sejak lama, difungsikan sebagai dermaga speedboat.

Darwin salah satu motoris speedboat menjelaskan, kerusakan ini sudah terjadi sekitar enam bulan. Namun tidak ada perhatian dari pihak terkait. Kendati begitu, para motoris akhirnya berinisiatif mengumpulkann dana perbaikan pos. Nominal yang dikumpulkan bervariasi mulai dari Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per orang.

Tak hanya motoris, bahkan ada pula Anggota Dewan Halmahera Barat yang ikut berpartisipasi.

“Itu karena beliau sering bolak-balik melalui pelabuhan ini, makanya beliau juga berpartisipasi. Kami swadaya, jadi uang yang kita kumpul ini untuk mengadakan bahan bangunan, semen besi dan pakaian untuk dibangun kembali,” jelas Darwin.

Jumlah speedboat yang aktif di pelabuhan ini ada 75 unit. Dalam sehari mereka beroperasi dengan jadwal bergilir. Pendapatannya pun tidak menentu, sesuai dengan kondisi. Sebab, jika cuaca buruk otomatis motoris tidak melayani penumpang untuk menyeberang.

“Jadi setelah balik dari antar penumpang, kita buka untuk pelabuhan punya. Semua speed kasih semampunya. Kita bangun dengan swadaya, tak hanya pada pos, tapi pelabuhan itu juga sebelumnya alami kerusakan dan itu kita yang perbaiki. Jadi kita cor tiang sendiri, tanam tiang juga dari kita sendiri,” terangnya.

Sebelumnya pelabuhan tersebut akan dialihkan ke Kelurahan Mangga Dua, karena memang sudah tidak diizinkan oleh dinas terkait. Namun, para motoris menolak dengan alasan sudah mencari nafkah di areal tersebut sejak lama. Selain itu, mereka juga memikirkan biaya transportasi yang akan dikeluarkan oleh penumpang, yang mayoritas pedagang.

“Kalau kita pindah di pelabuhan Semut, maka kasihan juga para pedagang yang dari Sidangoli, karena biaya transportasi dari Dufa Dufa atau dari Mangga Dua akan keluar biaya juga besar, kalau disini kan dekat jadi sudah tidak lagi dengan biaya transportasi,” tandasnya. (Nt)