TERNATE, KAIDAH MALUT – Aksi kekerasan oknum guru SMA Islam Ternate terhadap salah satu siswa di sekolah tersebut, dikecam oleh pihak keluarga siswa.
Pihak keluarga korban berinisial APK ini geram dengan tindakan kasar yang dilakukan oknum guru Bahasa Inggris pada, Selasa, 06 September 2022 di ruang kelas.
Saat kejadian, proses belajar sementara berlangsung. Oknum guru diketahui menghampiri korban, dan tiba-tiba memukul siswa tersebut. Aksinya sempat direkam oleh siswa lainnya yang berada di kelas, kemudian dibagikan melalui WhatsApp.
Perwakilan keluarga siswa, Thamrin Marsaoly kepada malut.kaidah.id, Kamis, 08 September 2022 menegaskan, pihaknya mengutuk keras tindakan apa yang dilakukan oleh oknum tersebut kepada ponakannya tersebut.
“Bukan hanya kepada anak kami, tetapi juga ada ke beberapa siswa lainnya. Guru ini memang seperti itu. Tadi saya bersama kedua orang tuanya dan keluarga besar sudah bertemu dengan Plh Yayasan dan Plt Kepala Sekolah. Kami ketemu dan datangi sekolah dan mempertanyakan kenapa anak ini dipukul dan viral, namun pihak sekolah seolah tidak menanggapi hal tersebut,” ungkap Thamrin.
Menurutnya, tindakan yang diperlihatkan oknum guru itu sangat tidak pantas dilakukan, apalagi kepada siswa dan dilakukan saat jam belajar.
Thamrin bilang, aksi oknum guru itu telalu bar-bar bahkan prilakunya itu tidak mencerminkan didikan seorang pendidik.
“Kasus kekerasan ini juga belum dibawa ke ranah hukum, tetapi kami hanya datang mempertanyakan kenapa tindakan ibu guru seperti itu. Saya sesali sikap guru di sekolah, karena guru itu adalah orang tua di sekolah. Apapun tindakan yang dilakukan di video itu tidak bisa dibenarkan. Saya mewakili keluarga mengutuk keras tindakan guru tersebut,” tegasnya.
Bahkan keluarga siswa juga meminta Gubernur Malut juga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, segera menindak oknum guru yang sudah salah itu.
“Setelah di pukul oknum guru, leher anak ini ada luka, bahkan pemukulan oleh oknum guru Bahasa Inggris ini bukan hanya ke anak kami, namun ada tiga orang siswa juga dipukul. Maka, kami keluarga tidak terima baik, kami mau pihak sekolah datangkan guru. Bahkan jika beritikad baik, guru itu datang ke kami pihak keluarga,” pungkasnya.(*)