TERNATE, KAIDAH MALUT – Dengan mengusung tema “Strategi Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Secara Terpadu dan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat”, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun (FPIK Unkhair) sukses menggelar kuliah umum, Senin, 07 Oktober 2024.

Kuliah umum berlangsung di Gedung Kuliah FPIK, dengan menghadirkan narasumber utama, Prof. Dr. Ir. Rene Charles Kepel, DEA yang merupakan Guru Besar dari Universitas Sam Ratulangi.

Kegiatan ini pula dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan berbagai pihak yang terkait dengan bidang perikanan dan kelautan di Maluku Utara, dan Dipandu langsung Dr. Tamrin Ali Ibrahim, S.Pi., M.Si.

Dalam awal kegiatan, Dekan FPIK Unkhair, Dr. Riyadi Subur, S.Pi., M.Si., menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Prof. Rene Charles Kepel sebagai narasumber. Menurutnya, kuliah umum ini menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa dan akademisi, untuk memperdalam pengetahuan tentang pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, yang merupakan isu sentral di wilayah kepulauan seperti Maluku Utara.

“Kehadiran Prof. Rene Charles Kepel di kampus kita adalah momen penting untuk menggali lebih dalam strategi yang berkelanjutan dalam mengelola sumber daya laut dan pesisir,” kata Dr. Riyadi.

Dr. Riyadi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan laut sekaligus memaksimalkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Menurutnya, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi, tetapi juga sosial dan ekologis.

“Kami di FPIK terus berkomitmen untuk membekali mahasiswa dengan ilmu yang relevan, sehingga mereka nantinya dapat berkontribusi nyata dalam pembangunan wilayah pesisir secara terpadu dan berkelanjutan,” lanjut Dr. Riyadi.

Dalam paparan utamanya, Prof. Dr. Ir. Rene Charles Kepel, DEA, menyampaikan konsep pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil yang terpadu dengan menekankan pentingnya pendekatan multidimensi.

Dirinya mengungkapkan, bahwa pengelolaan wilayah pesisir tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi semata, tetapi harus mencakup aspek sosial, biologi, dan keberlanjutan ekosistem.

“Pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki kompleksitas tersendiri, sehingga diperlukan pendekatan holistik yang mampu mengintegrasikan berbagai dimensi dalam satu kebijakan terpadu,” ungkapnya.

Dalam mengelola pesisir secara berkelanjutan, Prof. Rene bilang, perhatian terhadap keseimbangan ekosistem harus menjadi prioritas utama. Ia menekankan bahwa sumber daya alam yang tersedia di wilayah pesisir harus dimanfaatkan secara bijak, untuk mencegah kerusakan lingkungan yang bisa merugikan masyarakat dalam jangka panjang.

“Pengelolaan yang tidak berkelanjutan bisa berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, dan pada akhirnya mengancam kelangsungan hidup masyarakat pesisir itu sendiri,” ujar Prof. Rene.

Dalam konteks sosial, Prof. Rene menyoroti pentingnya partisipasi aktif masyarakat lokal dalam setiap upaya pengelolaan sumber daya alam. Masyarakat pesisir, menurutnya, harus dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan agar mereka memiliki rasa kepemilikan terhadap proyek-proyek yang dilaksanakan.

“Tanpa keterlibatan masyarakat, kebijakan apa pun akan sulit berjalan efektif. Kunci keberhasilan pengelolaan pesisir ada pada pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku utama,” tambahnya.

Lebih lanjut, Prof. Rene menyampaikan tiga rekomendasi strategis untuk pengelolaan pulau-pulau kecil. Rekomendasi pertama adalah pengembangan berbasis mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Menurutnya, perubahan iklim menjadi tantangan serius bagi kawasan pesisir, dan oleh karena itu, setiap kebijakan pengelolaan harus mempertimbangkan upaya mitigasi risiko dan adaptasi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

“Peningkatan frekuensi bencana alam seperti banjir dan kenaikan permukaan laut harus diantisipasi dengan kebijakan yang proaktif,” jelasnya.

Rekomendasi kedua yang disampaikan oleh Prof. Rene adalah pemanfaatan dan pengembangan sumber daya lokal. Ia menekankan bahwa potensi lokal yang ada di setiap pulau kecil harus dimaksimalkan. Misalnya, sektor perikanan dan pariwisata bahari dapat dikembangkan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

“Pemanfaatan sumber daya lokal yang berkelanjutan akan membawa dampak positif tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi ekonomi masyarakat setempat,” kata Prof. Rene.

Rekomendasi terakhir yang disampaikan oleh Prof. Rene adalah pentingnya konservasi ekosistem sesuai dengan karakteristik setempat. Setiap pulau dan wilayah pesisir memiliki kondisi ekosistem yang berbeda-beda, sehingga kebijakan pengelolaan harus disesuaikan dengan karakteristik masing-masing wilayah.

“Tidak ada pendekatan tunggal dalam konservasi. Setiap daerah memerlukan strategi khusus yang disesuaikan dengan keadaan ekosistem setempat,” tutup Prof. Rene dalam paparannya.

Selain itu, Prof. Rene Charles Kepel juga memaparkan studi kasus pengelolaan pulau-pulau kecil di berbagai negara kepulauan seperti Palau, Papua Nugini, Samoa Amerika, Fiji, Kepulauan Solomon, dan Tuvalu.

Dia menyoroti bagaimana negara-negara ini berhasil menerapkan strategi pengelolaan berbasis komunitas, yang memadukan kearifan lokal dengan teknologi modern. Misalnya, Pulau telah menerapkan kebijakan konservasi laut berbasis adat, yang melibatkan masyarakat dalam menjaga kelestarian terumbu karang.

Sementara itu, sambung dia, Fiji dan Samoa Amerika fokus pada pengembangan pariwisata berkelanjutan yang menghargai ekosistem pesisir, serta menerapkan zona perlindungan laut yang efektif.

“Pendekatan-pendekatan ini bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia, khususnya dalam pengelolaan pulau-pulau kecil seperti yang ada di Maluku Utara,” sambung Prof. Rene.

Di akhir paparannya, Prof. Rene tegaskan, meskipun kondisi setiap negara berbeda, prinsip-prinsip dasar seperti pemberdayaan masyarakat lokal, konservasi ekosistem, serta pengelolaan yang berbasis pada mitigasi perubahan iklim, dapat diadaptasi untuk konteks Indonesia.

Dia berharap, agar mahasiswa dan akademisi di FPIK Unkhair dapat memainkan peran penting dalam mendukung pengelolaan pesisir yang lebih baik melalui riset dan inovasi.

“Saya berharap melalui forum ini, kita dapat bersama-sama berkomitmen untuk mewujudkan pengelolaan pesisir yang lebih baik demi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan,” tutup Prof. Rene. (*)