TERNATE, KAIDAH MALUT – Sejak tiba di Ternate pada Sabtu, 22 Juli 2023, mantan istri almarhum Sultan Ternate ke-48, Nita Budhi Susanti telah melantik sejumlah perangkat adat Kesultanan Ternate versi Jaib Kolano.
Pelantikan perangkat adat itu, merupakan permintaan dari masyarakat adat, yakni para pengikut setia yang dari dulu mengabdi kepada mendiang Sultan Mudaffar Sjah.
Dalam agenda pelantikan selama di Ternate, Nita Budhi Susanti sebagai Wali Kesultanan Ternate yang melantik dan disaksikan oleh Kolano Madoru, perangkat adat, dan masyarakat adat.
Sejumlah perangkat adat yang sudah dilantik Nita Budhi Susanti, di antaranya Kapita Baabullah Kalumata, Sangaji Mayor Ngofa Kiyaha, Baru Baru (Prajurit), Kimalaha Tomagola, Fanyira Dorari Isa, Kapita Dorari Isa dan Kapita Baabullah Dorari Isa.
Tulamo Kesultanan Ternate Iliyas Bayau menjelaskan, perangkat adat yang sudah dilantik harus bisa menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.
Perangkat adat merupakan penguatan untuk adat atau kerajaan.
Secara tradisi adat, setelah sinunako soa, para perangkat ada yang sudah resmi dilantik harus mendatangi Sultan Ternate, atau yang ada saat ini yakni Kolano Madoru di Kedaton Ici Kelurahan Bula, Kecamatan Ternate Barat.
Sama halnya saat melantik 3 perangkat ada di Kelurahan Dorari Isa, Pulau Hiri pada Sabtu, 29 Juli 2023.
Ritual adat di Hiri disambut antusias warga setempat. Bahkan, warga menyambut dengan gembira atas kedatangan Kolano Madoru.
Baca halaman selanjutnya…
“Setelah kesultanan sahkan barulah diantar kembali ke Pulau Hiri, di kampung mereka di Dorari Isa. Jadi lantik di soa kemudian ambil sah di kedaton, lalu diantar lagi ke Hiri karena kalau tidak diantar, maka mereka akan mendapat halangan,” jelas Iliyas kepada Kaidah Malut, Senin, 31 Juli 2023.
Menurut Sekretaris Kerajaan itu, Kesultanan Ternate harus memiliki perangkat adat yang lengkap.

Ia mengungkapkan, sejak Sultan Mudaffar Sjah wafat, Sultan telah meninggalkan sebuah amanat.
Iliyas pun menegaskan, bahwa secara hukum adat tertinggi itu berada pada Jaib Kolano.
“Jaib Kolano itu tidak bisa dibatalkan atau direvisi dan lain-lain,” tegasnya.
Apabila dibandingkan dengan kubu Kesultanan Ternate versi Hidayat Sjah, maka Kesultanan Ternate versi Jaib Kolano yang memiliki struktur atau perangkat adat yang lengkap.
Versi Jaib Kolano memiliki dua pilar utama yakni Cim dan Heku. Heku memiliki 12 soa sementara Cim mempunyai 11 soa.
“Masing-masing Heku dan Cim punya pimpinan, yaitu Kimalaha Labuha dan Kimalaha Tobona,” ungkapnya.
Namun, yang terjadi saat ini, lanjut dia, kubu Hidayat Sjah melakuka pelantikan sendiri dan perangkat adat yang tidak lengkap.
“Jadi mereka itulah yang tidak sah. Karena kita Jaib Kolano,” tukasnya.
Sekadar diketahui, rangkaian acara yang dilakukan Nita Budhi Susanti sekaligus dengan merayakan hari ulang tahun ke-10 tahun putra kembar, yakni Ali Muhammqd Tajul Mulk Putra Mudaffar Sjah dan Gajah Mada Satria Nagara Putra Mudaffar Sjah, tepat di tanggal 28 Juli 2023.
Nita bersama Kolano Madoru juga melakukan silaturahmi dengan masyarakat Desa Motuhi, Jailolo, Halmahera Barat pada Ahad, 30 Juli 2023.
Selama di Ternate, Nita Budhi Susanti bersama Kolano Madoru tinggal di Kedaton Ici Bula. (*)

Tinggalkan Balasan