Nuansa rempah bukan sekadar baliho yang terpajang di bahu jalan atau depan Kantor Wali Kota Ternate, tetapi bagaimana pemerintah mengemas konsep rempah, sehingga orang yang datang terkesan dengan penyajian rempah-rempah yang ada di Kota Ternate, mulai dari kuliner, hingga menjadi bagian dari keseharian warga kota. Kota Ternate kaya akan hasil bumi seperti pala, cengkeh, dan komoditi lainnya namun sangat disayangkan pemanfaatannya belum maksimal.
Padahal kita punya pelaku-pelaku usaha UMKM, tetapi lagi-lagi Ternate tidak memiliki brand sendiri, sehingga disebut “copy paste” kota lain.
Persoalan lainnya, yakni sebagai kota jasa tentu siapa saja bisa datang dan masuk ke Ternate, kapan saja dan apa saja yang diperdagangkan di sini, tentu menjadikan perputaran ekonomi kita semakin baik.
Orang yang datang dan menetap atau sekadar singgah di Ternate, menginginkan kenyamanan, keamanan dan keuntungan. Sehingga kita sebagai tuan rumah harus mampu memberikan pelayanan, yang baik bagi tamu yang datang. (*)

Tinggalkan Balasan