HALBAR, KAIDAH MALUT – Selama dua pekan terakhir ini, gunung Ibu, Halmahera Barat, Maluku Utara terjadi erupsi.
Akibatnya, pemukiman warga di dua Kecamatan yakni Kecamatan Ibu dan Tabaru dihujani abu, dan asap tebal dari gunung tersebut.
Gunung Ibu merupakan gunung api aktif yang masuk klasifikasi tipe A. Sehingga setiap saat akan terjadi erupsi pada gunung Ibu.
Kepala Perwakilan Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Ibu, Ridwan menuturkan, erupsi gunung Ibu hampir setiap saat terjadi, tapi kali ini karena arah angin sudah berubah dari Utara ke Selatan, sehingga hujan abu berdampak di pemukiman warga.
“Kalau erupsi, kemudian arah angin dari Barat ke Timur maka dampak hujan abu, hanya di Desa Podol di Kecamatan Tabaru, tapi sekarang ini arah angin sudah berubah dari Utara ke Selatan, makanya dampak hujan abu ke pemukiman sini,” tutur Ridwan, Kamis, 04 Agustus 2022.
Di Kecamatan Ibu sendiri, ia menjelaskan, dampak hujan abu ini tersebar di Desa Gam Ici, Tongute Ternate, Tahafo, Togola Sanger, Togola Wayoli, Tongute Sungi, Tongute Goin, Kie Ici, Naga, Ake Boso, Maritango dan Boso.
Sementara itu salah satu warga Desa Gam Ici, Sukur mengaku, terjadi hujan abu sudah hampir dua pekan ini. Hujan abu ini terjadi saat di pagi hari dan siang hari. Meski begitu, aktifitas warga tetap dilakukan.
“Pada Jumat kemarin itu abu di sini tebal, rumput-rumpat saja kelihatan putih semua,” kata Sukur.
Sementara pihak Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Halbar sejak Rabu kemarin, sudah meninjau di Kecamatan Ibu. BPBD memastikan jalur evakuasi sekaligus sosialisasi, dan juga membagian 1.438 buah masker kepada warga di Kecamatan Ibu.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Halbar, Ade Fabanyo mengatakan, pembagian masker ini mengingat hujan abu yang kini berdampak di pemukiman warga, dia juga meminta masyarakat tetap waspada.
“Saya mengimbau kepala masyarakat agar waspada, begitu juga dengan wisatawan yang hendak mau mendaki gunung Ibu agar jangan dulu, mengingat erupsi dan terjadi hujan abu,” tegas Ade saat memberikan masker kepada Kepala Desa. (*)