HALTENG, KAIDAH MALUT – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan dua tahun terakhir, ekonomi Provinsi Maluku Utara (Malut) bertumbuh di atas 20 persen.
Pertumbuhan jauh di atas rata-rata nasional ini, dikontribusikan oleh beroperasinya pertambangan dan industri nikel, termasuk PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang mengelola Kawasan Industri di Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng).
Dampak ekonomi bisnis dan operasi IWIP bahkan hingga ke tingkat mikro, seperti sektor transportasi laut yang langsung dirasakan oleh pengusaha speed boat penyeberangan ke dan dari Pelbuhan Loleo.
Ketua Koperasi Piston Loleo Mandiri yang menghimpun tak kurang dari 51 speed boat rute penyeberangan Loleo-Tidore dan Loleo-Ternate, Ibrahim Ade, mengungkap fakta dan pengalamannya berkenaan dengan dampak positif yang digerakkan oleh IWIP.
Menurut Ibrahim (50 tahun), yang puluhan tahun telah menekuni aktivitas penyeberangan orang dan barang dengan speed boat, pendapatannya dan rekan-rekan berubah sangat signifikan, saat IWIP beroperasi dan pihaknya mulai bekerja sama dengan Organda Halteng.
“Sebelum ada IWIP, kami hanya memiliki satu jalur, yaitu Loleo-Tidore. Setelah ada IWIP, rute Loleo–Ternate juga dibuka untuk menampung peningkatan jumlah penumpang, yang sebagian besar adalah karyawan IWIP,” ungkapnya.
Layanan dari 51 armada Koperasi Piston Loleo Mandiri setiap hari dibagi dalam 3 shift. 17 armada shift pertama, bertugas melayani rute Loleo–Tidore, 17 armada shift B melayani penumpang Loleo- Ternate, sedang shift C libur. Hari berikutnya, shift tersebut akan di-rolling, sehingga ada shift yang mendapatkan waktu istirahat.
Situasinya, kata Ibrahim, sangat berbeda sebelum dan setelah IWIP beroperasi. Dulu, dalam sehari ada speed boat yang tidak mendapat giliran berlayar, karena penumpang kosong. Namun, sekarang saking banyaknya penumpang, mereka kadang justru kekurangan armada.