“Ya semua politisi punya strategi politik sendiri-sendiri kan. Saya pun tak bisa memastikan, jika mereka coblos saya nanti. Kan bisa saja di depan saya panggilnya Boki, tapi saat nyoblos kan bisa saja beda. Tapi saya tak mempermasalahkan itu, karena sah-sah saja setiap orang pilihannua beda-beda,” tutur mantan anggota DPD RI itu.
Ia pun berandai-andai, apabila terpilih nanti, kebijakan-kebijakan politik agar bisa mendukung putusan-putusan Sultan yang telah terjadi. Sebab, ini pula memang harus dijalankan.
“Kalau tidak patuh terhadap almarhum Sultan Mudaffar Sjah, lantas mau siapa lagi,” pungkasnya.
Sementara itu, Tuli Lamo Kesultanan Ternate Iliyas Bayau mengatakan, bahwa pelantikan tersebut sebagai pelengkap perangkat adat. Di mana saat ini, Kesultanan Ternate untuk Pulau Makian telah memiliki 12 Sangaji.
12 Sangaji itu dipimpin oleh Sangaji Mayor Ngofa Kiyaha. Sementara untuk Sukirman dipilih lantaran ia merupakan putra ketiga Jogugu Loloda.
“Namun posisi strategis di Kalumata. Karena di sana (Kalumata) secara dinamika, masyarakat adat juga butuh kepemimpinan pemangku adat. Sehingga mereka mengusulkan dan kami melantik sesuai yang diminta masyarakat adat,” kata Iliyas.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat juga akan ada pelantikan Baru Baru atau prajurit. (*)