“Salah satu dari rangkaian kegiatan revitalisasi itu adalah Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) ini,” terangnya.
Ini juga sebagai media untuk menyusun kriteria penilaian di setiap jenis mata lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), di tingkat kabupaten/kota.
Ketua Pelaksana DKT, Damaz Aristy Sisvareza menyebutkan, pihaknya sudah memggelar kegiatan selama tiga hari.
Sebelumnya, kami sudah melakukan Rapat Koordinasi Revitalisasi Bahasa Daerah di Malut.
“Para akademisi, budayawan dan para penyusun kurikulum, pakar bahasa daerah, dinas pendidikan segera menyiapkan modul pembelajaran bahasa daera di setiap sekolah di Kabupaten/Kota,” terangnya.
“Saat inikan baru Kota Ternate yang menerapkan kurikulum pembelajaran bahasa daerah di setiap sekolah, sehingga kita libatkan dinas terkait untuk memberikan pelatihan kepada perwakilan dari kabupaten/kota lain,” sambungnya.
Pihaknya berharap pemerintah di empat kabupaten/kota lain juga, mestinya punya perhatian khusus terhadap bahasa daerah.
Sekolah harus bisa memberikan pembelajaran tentang bahasa daerah sejak berada di bangku sekolah.
“Kita sudah bangun koordinasi dengan pihak pemerintah terkait hal ini semenjak tahun 2022 lalu,” ucap dia.
“Kita berharap semua melakukannya, agar generasi bisa mengetahui bahasa daerahnya masing-masing,” tutupnya. (*)