TERNATE, KAIDAH MALUT – Pasca kepengurusannya dilantik beberapa waktu lalu, Pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Ternate menggelar, dialog terbuka bersama Pemerintah Kota Ternate.
Dialog awal tahun ini dilakukan pada Jumat, 13 Januari 2023 malam tadi, di kedai kopi Sabeba Ternate dengan tema “Menimbang Visi Misi Andalan Antara Harapan dan Kenyataan”.
Kegiatan IMM ini pula menghadirkan 3 akademisi, di antaranya Herman Oesman, Kasman Hi. Ahmad, dan Agusmawand yang dipandu Darman Leko salah satu anggota IMM Ternate.
” Ini adalah kegiatan kami di awal tahun 2023 dengan melakukan dialog terbuka, bersama Pemkot Ternate,” kata Darman usai dialog.
Sebagai pengurus yang baru, IMM tentu ingin memperkenalkan kepada masyarakat, tentang keberadaan organisasi ini.
Terkait dialog dengan tema tersebut, IMM memiliki rasa kepedulian terutama atas capaian-capaian kinerja, Pemkot Ternate di masa kepemimpinan Tauhid dan Jasri saat ini.
“Wali Kota Ternate sekarang, yaitu M Tauhid Soleman dan Jasri Usman yang hanya 3,5 tahun menahkodai Kota Ternate, sampai saat ini 2 tahun berjalan belum terlihat capaian program kerja, yang disinkronisasi dengan visi misi Andalan tersebut,” beber Darman.
Tema yang diangkat guna mencari tahu, program kerja apa saja yang belum dilakukan oleh Wali Kota dan Wakilnya itu.
Ada beberapa poin yang disimpulkan dari diskusi tersebut, di antaranya kata Darman, Pemkot harus mengusulkan Perda pembelajaran di Kota Ternate, dimana anak-anak sekolah harus disiplin ketika jam sekolah, dan tidak bisa berkeliaran di waktu belajar. Bahkan itu pula ditegaskan ada peraturan jam bagi anak-anak di bawah umur, yang keluar rumah di malam hari.
Kemudian sekolah juga harus menyiapakan, media penghubung antara guru dan orang tua/wali siswa untuk mengontrol kegiatan siswa, baik di sekolah maupun di rumah.
“Ada juga masalah-masalah yang berkembang di dalam forum tersebut. Contohnya soal infrastruktur pembangunan daerah, ekonomi, pasar, sosial, budaya, sampah, air, pariwisata dan kekuasaan politik dalam birokrasi TULUS,” terang dia.
Bahkan, ada pula sentilan soal ketidakharmonisan hubungan antara Wali Kota dan Wawali Ternate, sampai sekarang ini. Dan itu juga berimbas pada visi misi Andalan,” jelas Darman.
“Kepemimpinan TULUS dari hasil paparan para akademisi, yakni muncul konflik dan tidak puasnya masyarakat atas pelayanan publik,” imbuhnya.
Dia berharap, diskusi seperti ini bisa terus dilakukan. Sebab ini juga merupakan evaluasi bagi Pemkot Ternate.
Sementara Ketua IMM Ternate, Rifandi Umaternate kepada awak media mengaku, dialog terbuka ini adalah bagian dari program kerja mereka yang baru dilantik.
Meski begitu, ia menyayangkan sikap Pemkot yang tidak hadir dalam diskusi tersebut. Padahal pihaknya sudah meminta kehadiran perwakilan pemerintah, namun beberapa narasumber yang ditawarkan untuk hadir pada dialog tersebut, beralasan sementara di luar daerah.
“Sekda itu informasi didapat katanya berhalangan hadir. Kami juga coba komunikasikan ke Kepala Bappelitbangda tapi katanya ada acara keluarga,” sesalnya.
Sasaran kegiatan tersebut, yakni menimbang visi misi Andalan.
“Kami sangat menyayangkan ketidakhadiran dari Pemkot Ternate, karena mereka pun harus tahu kekurangan-kekurangan Kota Ternate dan harus benar-benar bisa mengatasi, problem sampah, air, dan lainnya. Sehingga masyarakat juga bisa merasa puas dengan pelayanan yang diberikan pemerintah,” tandasnya. (*)