Namun karena anggaran terbatas, sehingga yang disiapkan hanya 50 unit atau setara dengan anggaran Rp2,5 miliar.
“Kami usulkan 100 unit nilainya Rp5 miliar, hanya yang diberikan 50 unit artinya, hanya setengah dari anggaran awal. Sehingga alokasi yang dibikin jadi dua tahap. Tahap 1 sebesar Rp50 miliar dan tahap 2 Rp50 miliar,” jelas Rizal beberapa waktu lalu.
Ia bilang, armada sampah ini, nantinya akan diberikan ke masing-masing kelurahan di Kota Ternate, dengan jumlah operator dua orang. Mekanisme kerja kedua operator akan dibagi jadi 2 shift.
“Dengan asumsi 1 armada ini bisa melayani dua RT dalam 1 kelurahan. Operator kerja pada shift pertama jam 6 sampai 10 pagi, dan shift kedua dari jam 3 sampai 6 sore,” terangnya.
Sementara di antara shift kosong, jika ada orderan sampah dari rumah warga, maka bisa menghubungi hotline yang dicantumkan pada armada tersebut. Selain itu, kata Rizal, ada juga petugas patroli sampah yang bertugas, memonitoring sampah-sampah di tiap-tiap trans depo.
Untuk jumlah trans depo di Kota Ternate ada 4 unit, tetapi untuk 1 unit di Kelurahan Takoma baru akan dibangun tahun ini. (*)