TERNATE, KAIDAH MALUT – Manajer Fuel Terminal Pertamina (Persero) Ternate, Sebedeus Pangandaheng mengungkapkan, pihaknya saat ini tengah melakukan penanganan pencemaran lingkungan yang disebabkan, tumpahnya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar dan Pertamax di perairan Jambula, Kota Ternate.
Ia sendiri mengaku, belum bisa melakukan lebih lantaran masih menunggu keputusan dari pihak Pertamina Regional VIII Papua-Maluku.
“Masalah ini sudah kami sampaikan ke Regional VIII Papua-Maluku, dan rencananya Jumat, 08 April 2022 tim akan tiba di Ternate,” akunya saat melakukan upaya hearing bersama massa aksi di depan Kantor Pertamina Ternate, Kamis, 07 April 2022.
Menurutnya, apa yang menjadi tuntutan warga Kelurahan Jambula telah disampaikan ke Pertamina Regional VIII Papua-Maluku. Meski begitu, pihaknya hanya bisa melakukan penanggulangan pencemaran lingkungan, sembari menunggu tim datang.
Atas kejadian tersebut, ia menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat sekitar.
“Saya disini hanya Kepala Operasional PT Pertamina Persero, saya juga minta maaf. Saya hanya bisa lakukan penanggulangan pencemaran,” ujarnya.
Sebelumya, PT Pertamina (Persero) Ternate diboikot warga dan nelayan Kelurahan Jambula. Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Jambula Menggugat, dengan tegas meminta Pertamina bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan di perairan Jambula, lantaran bocornya pipa saluran di dalam laut milik Pertamina, pada tanggal 05 dan 06 April 2022.
Dalam kejadian tersebut, diduga Bahan Bakar Minyak (BBM) berjenis Solar dan Pertamax tumpah dan mengotori laut, sehingga mengancam ekositem laut dan kesehatan para nelayan.*