TERNATE, KAIDAH MALUT – Angka prevalensi penyakit kusta di Kota Ternate, Maluku Utara tercatat 3,74 persen per 10.000 penduduk.
Angka kumulatif kasus kusta di Kota Ternate hingga 2022 adalah sebanyak 91 kasus, sedangkan angka kasus baru pada tahun 2022 sebanyak 78 kasus, dan 8 di antaranya adalah anak-anak.
Selain pengetahuan publik yang minim tentang penyakit menular ini, minat terhadap penyakit kusta di kalangan mahasiswa ilmu kesehatan tidak setinggi minat terhadap penyakit lainnya.
Peran akademisi (dunia kampus) merupakan salah satu unsur penting, untuk mendukung Indonesia bebas kusta. Partisipasi dunia kampus sebagai agent of change/agen perubahan dalam mengatasi gap informasi kesehatan, yang valid dan meningkatkan motivasi generasi muda dalam keterlibatannya pada isu kusta.
Hal itu pula yang dibahas NLR Indonesia bersama KBR dan Universitas Khairun bersama Poltekkes Kemenkes Ternate, dalam kegiatan SUKA Goes To Campus.
Kegiatan ini, untuk meningkatkan pengetahuan warga kampus dan mendorong aksi nyata, khususnya mahasiswa ilmu kesehatan tentang penyakit tropis terabaikan yang salah satunya adalah kusta.
SUKA Goes To Campus ini, bertajuk “Aksi Nyata Mahasiswa untuk Kusta”, yang menghadirkan beberapa pembicara seperti Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Khairun, Kadis Kesehatan Provinsi Maluku Utara, dr. Idhar Sidi Umar, Senior Technical Advisor NLR Indonesia dr. Teky Budiawan, MPH (orang yang pernah mengalami kustakumba)
“Diharapkan mahasiswa sebagai agent of change, cendikiawan dan penggerak perubahan kearah yang lebih baik dapat meningkatkan motivasi, dalam memberikan sumbangsih pada penanganan kusta di Indonesia melalui pengetahuan, penelitian, pengabdian dan pengembangan pada isu kusta yang komprehensif dan inovatif di era digital,” ujar Manajer Inklusi dan Disabilitas Angga Yanuar yang hadir secara tatap muka di acara SUKA Goes to Campus ini, Rabu 08 November 2023.
Kegiatan ini disiarkan pula melalui Youtube oleh NLR Indonesia and Radio Jaringan KBR, sehingga memberi kesempatan sebanyak mungkin peserta untuk terlibat.
Sejumlah 100 mahasiswa dari Universitas Khairun dan Poltekkes Kementerian Kesehatan, turut mengikuti kegiatan ini.
Ini pula, agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam menyebarluaskan informasi yang benar seputar kusta dan stigma.
Mahasiswa juga makin termotivasi untuk berpartisipasi aktif, sebagai agen perubahan dalam penanganan kusta melalui cara-cara yang kreatif dan berkesinambungan di era digital ini.
Selain itu juga, akan makin banyak mahasiswa ilmu kesehatan yang berminat bekerja, untuk penyakit tropis terabaikan terutama kusta.
Kegiatan SUKA Goes To Campus merupakan rangkaian proyek SUKA (Suara untuk Indonesia Bebas Kusta) yang diinisiasi NLR Indonesia, sejak 2021 untuk mengedukasi publik secara kontinyu tentang kusta dan konsekwensinya.
Proyek ini menggandeng media, komunitas blogger, universitas, sektor swasta, organisasi profesi dan organisasi penyandang disabilitas.
Yayasan NLR Indonesia
adalah yayasan nirlaba yang bekerja untuk menanggulangi kusta dan konsekuensinya di Indonesia sejak 1978.
NLR Indonesia bermitra dengan siapa saja yang memiliki nilai, niat dan semangat yang sama dalam kerangka sistem hukum dan budaya di Indonesia, untuk mewujudkan Indonesia bebas dari kusta dan konsekuensinya.
NLR Indonesia juga memberikan perhatian khusus untuk pemenuhan hak anak dan kaum muda penyandang disabilitas, akibat kusta melalui berbagai bentuk kolaborasi dengan organisasi disabilitas.
Yayasan NLR Indonesia merupakan anggota dari NLR International Alliance bersama beberapa organisasi anggota dari 4 negara lainnya, yaitu India, Brazil, Nepal dan Mozambique. Organisasi NLR International Alliance, yang berpusat di Belanda. Ini juga memiliki visi yang sama, yaitu Hingga Kita Bebas dari Kusta (Until No Leprosy Remains) atau bisa mengunjungi website www.nlrindonesia.or.id. (*)