“Nasib partai ini ditentukan oleh kadernya bukan Ketua Umum,” pungkasnya.
Sementara itu, Nurdiyana Syah menambahkan, bahwa pengunduran dirinya karena merasa tak sejalan lagi dengan DPP.
“Rekomendasi DPP itu tidak pada
Ketua DPW melainkan kepada para kutu loncat, yang bukan kader PAN. Memang ini ranahnya DPP, tetapi tidak DPP tidak boleh semena-mena bersikap otoriter,” tambahnya.
Menurut dia, Iskandar Idrus telah memiliki kompeten dan basis yang baik dengan menjadi anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, selama dua periode.
Kapasitas Iskandar tidak diragukan lagi, karena sangat loyalitas, dedikasi tinggi dan bertanggungjawab pada partai. Namun, hal itu disia-siakan oleh DPP dalam sekejab.
“Ini menunjukan DPP tidak ada komitmen yang solid bagi DPW,” tegasnya.
Alasan yang sama pula disampaikan oleh M. Iksan Lutfi. Ia bilang, pengunduran diri dari PAN merupakan langkah strategi dari kader, lantaran Zulkifli Hasan dengan sikap otoriternya justru telah melakukan tindakan-tindakan yang tercelah kepada DPW.
“Kami tahu benar Iskandar tidak pernah melakukan pelanggaran indisipliner terhadap kebijakan partai,” ucapnya.
DPP mengambil keputusan mengeluarkan Iskandar dari bacaleg DPR-RI, sangat tidak arif dan tidak berkeadaban. (*)