TERNATE, KAIDAH MALUT – Sampah sudah menjadi problem andalan kota Ternate. Secara kebijakan telah menjadi program 100 hari kerja TULUS (Tauhid Soleman-Jasri Usman), namun faktanya penumpukan sampah terus membanjiri kota Ternate.
Tentu hal ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah yang selama ini lalai, dan sama skali tidak efektif dalam penanganan persampahan. Sebab, selain tumpukan sampah yang membanjiri disetiap trans depo atau TPS, lantaran terlambat pengankutan dan juga sampah yang terdapat disetiap kali mati, justru merasa terabaikan oleh Pemkot Ternate.
Fatalnya disepanjang laut Kota Ternate terdapat sampah plastik yang tak terkelola, sehingga tercemar mikroplastik dan rata-rata terkontaminasi mikroplastik diperairan Ternate, adalah 173,75 partikel mikroplastik dalam 100 liter air.
Tim penelitian Samurai Maluku Utara berkolaborasi dengan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan, bahwa perairan Kota Ternate telah terkontaminasi mikroplastik.
“Kami mengambil sampel air diempat lokasi, yaitu di Dufa Dufa, Kampung Makassar, Soasio, dan di Ake Gaale Kelurahan Sangaji dan menemukan kadar mikroplastik terbanyak, adalah dipesisir Duda Dufa dekat dengan bandara dengan partikel mikroplastik, sebanyak 301 dalam 100 liter air. Sedangkan lokasi yang paling sedikit kandungan mikroplastiknya adalah Kampung Makassar sebanyakn88 partikel dalam 100 liter air,” ungkap Prigi Arisandi yang juga Direktur Eksekutif Institut Pemulihan dan Perlindungan Sungai.
Dijelaskan, jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah jenis fiber, sedangkan jenis lainnya yang ditemukan adalah frgmen, filament dan foam.
Dari penelitian sebelumnya yang menunjukan, bahwa ikan-ikan karang di Ternate terkontaminasi mikroplastik.
Penelitian yang diterbitkan “Jordan Journal Of Biological Sciences “ pada Desember 2021 mengambil sampel ikan di perairan Kasturian, Kampung Makassar, Kelurahan Mangga Dua dan Kalumata. Pengambilan sampel dilakukan pada Agustus sampai September 2019.
Jenis ikan karang yang dijadikan sampel dalam penelitian sebanyak 220 ekor dengan rincian, kerapu macan 29 ekor, kerapu muara 36 ekor, baronang lingkis 47 ekor, ikan batu 27 ekor dan ikan kakatua 16 ekor.
Hasil pengujian menunjukan 183 dari 220 ekor ikan tersebut tercemar mikroplastik. Total ada 594 partikel plastik ditemukan dalam sistem pencernaan ikan-ikan tersebut. Kandungan mikroplastik ini berupa 47,81 persen fragmen, 38,22 persen film, 2,69 foam, 2,36 persen Fiber, 7,41 persen line dan 1,52 persen pellet.