Minggu, 8 Juni 2025

Diduga Keroyok 9 Kader IMM, Oknum Satpol PP Ternate Dipolisikan

Kader IMM saat melaporkan dugaan pengeroyokan ke Polres Ternate (Ist/Kaidahmalut)

TERNATE, KAIDAH MALUT – Pengurus Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Ternate resmi melaporkan, dugaan pengeroyokan yang dialami 9 kadernya ke Polres Ternate, Kamis 26 Oktober 2023 sekira pukul 23.30 WIB malam.

Dugaan pengeroyakan dilakukan oleh oknum Satpol PP Ternate dan beberapa pria, yang menggunakan pakaian preman disinyalir ‘preman bayaran’ Pemerintah Kota Ternate.

Pelaporan itu berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/B/X/RES/2023/SPKT/Res Ternate/Polda Malut.

Ke-9 kader ini menjadi korban pemukulan, saat melakukan aksi damai yang tergabung dalam OKP Cipayung. Aksi damai itu, dilakukan tepat di depan Kantor Wali Kota Ternate pada Kamis 26 Oktober 2023 siang. Aksi terkait evaluasi masa kepemimpinan 2 tahun lebih Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman.

Ketua Cabang IMM Ternate Rifandi Umaternate kepada Kaidah Malut, Jumat 27 Oktober 2023 menyatakan, pihaknya sangat kesal dengan tindakan premanisme yang diperlakukan terhadap kader-kadernya itu.

Padahal menurut Rifandi, massa aksi melakukan aksi damai terkait kinerja Wali Kota Tauhid.

“Massa aksi awalnya lakukan aksi damai, karena melihat ada Satpol PP yang menghadang ditambah beberapa orang pria bertubuh besar, pakai baju preman itu menghalang-halangi aksi makanya massa aksi bakar ban, dari situlah mulai ricuh,” terang Rifandi.

Sembilan orang yang menjadi korban di antaranya Muhajrin Umasangdji, Darwis Rajab, Yin Rahmat Saputra, Fatahila Duwila, Syariq Abdillah Kaitam, Rifaldi Sofyan, Mas’ud Duwila, M Alfikri, dan Robbi Umagapi.

“Tadi malam kami resmi melaporkan oknum Satpol PP yang lakukan pengeroyokan, terhadap kader IMM. Mereka juga sudah divisum dan dimintai keterangan oleh petugas Reskrim Polres Ternate. Hasil visum belum keluar,” jelasnya.

Atas kejadiann ini, IMM meminta Wali Kota Ternate segera menindak tegas perbuatan yang dilakukan oknum Satpol PP tersebut.

“Harus ditindak tegas dan bertanggung jawab. KasatPol PP juga harus ikut bertanggungjawab. Semestinya mereka (Satpol) mengamankan bukan mengeroyok massa aksi. Ini sudah tindakan premanisme,” tandasnya. (*)