TERNATE, MALUT KAIDAH – Ratusan warga Kelurahan Moti Kota, Kecamatan Pulau Moti, Kota Teranet, Ahad, 22 Agustus 2021 pagi, gotong royong, membangun talud di lahan kuburan.
Meski dengan keterbatasan anggaran untuk pembangunan talud penahan tanah di lokasi kuburan itu, tidak menyurutkan semangat dari warga di kelurahan tersebut.
Tak hanya warga setempat, kerja bakti dengan membangun talud setinggi empat meter ini, juga melibatkan seluruh warga di Moti Kota, termasuk warga dan sesepuh yang berdomisili di luar Pulau Moti.
Koordinator Umum, Halil Ahmad, mengaku, pihaknya belum meminta bantuan pemerintah, untuk pembangunan lokasi kuburan baru di Kelurahan Moti Kota. Semuanya masih dikerjakan atas inisiatif dan swadaya dari warga dan sesepuh.
“Alhamdulillah, atas inisiatif warga, kami saling mendukung sehingga secara perlahan talud ini bisa dibangun,” akunya.
Semangat gotong royong dari warga Kelurahan Moti Kota ini, kata dia, menjadi spirit bersama warga lain yang berdomisili di luar Moti, untuk datang langsung dan bekerja bersama dengan warga di Moti Kota.
“Dengan semangat dan kebersamaan yang ada ini, kami terus berusaha sehingga talud penahan tanah di lahan pekuburan ini bisa tuntas,” ujarnya.
Dia mengugah hati warga Maluku Utara yang punya kelebihan rejeki, dapat membantu meringankan tanggung jawab warga di Moti Kota, karena sejak awal sampai sekarang warga belum memina bantuan anggaran ke pemerintah, tapi hasil patungan warga untuk beli material.
“Inysa Allah bantuan semua pihak untuk pembangunan talud di lahan pekuburan ini, dapat menjadi salah satu amal jariyah,” kata dia.
Ketua Panitia, Malan Abubakar, menuturkan, pihaknya sangat berterima kasih kepada seluruh warga, baik yang berdomisili di Kelurahan Moti Kota maupun di luar Pulau Moti. Baginya, seluruh warga yang ikut terlibat, memiliki kepedulian terhadap lokasi pekuburan, karena lahan kubur sendiri selama ini menjadi kendala di Moti Kota.
“Karena lokasi kubur yang kita gunakan sekarang, itu sudah mulai penuh. Alhamdulillah ada lokasi baru ini, setidaknya sangat membantu warga ketika ada keluarganya yang berduka,” jelasnya.
Panitia membagi jadwal kerja bagi warha di tiap lingkungan, karena sebagian besar warga sibuk dengan aktivitas pertanian dan nelayan.
“Tapi hari minggu itu kita jadwalkan bakti umum. Semua warga berkumpul kerja bakti, termasuk yang di luar Moti juga mereka hadir,” terangnya.
Selain kesulitan dengan material di Moti, katanya, keterbatasan anggaran juga menjadi kendala saat ini.
“Kalaupun ada warga di Maluku Utara ini yang kelebihan rejeki, dan ingin bersedekah ataupun dari pemerintah yang ingin membantu dapat menghubungi kami sebagai panitia atau perwakilan warga Kelurahan Moti Kota,” harapnya.*