Rabu, 18 Juni 2025

Distan Ternate Perkenalkan Akselarasi Petani Hortikultura

Kadis Pertanian Ternate, Thamrin Marsaoly (Istimewa/Kaidahmalut)

TERNATE, KAIDAH MALUT – Pengembangan hortikultura dengan sistem urban farming, merupakan suatu inovasi yang sangat menjanjikan dan mempercepat proses produksi yang kaitannya dengan ketersediaan.

Inilah yang gencar dilakukan Dinas Pertanian (Distan) Kota Ternate, dengan memperkenalkan akselerasi petani hortikultura dengan sistem urban farming. Ini juga yang menjadi ide Kepala Dinas Pertanian Kota Ternate, Thamrin Marsaoly saat mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Nasional (PKN) II Angkatan XII di Jawa Timur berkaitan dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.

Bahkan, Distan melalui program tersebut memaparkan lewat Forum Group Discussion (FGD), sekaligus Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Fakultas Pertanian Unkhair, pada Selasa, 30 Agustus 2022. Dalam teken MoU itu, turut dihadiri Rektor Unkhair, Ridha Adjam dan pejabat Unkhair lainnya.

Thamrin menjelaskan, akselerasi petani hortikultura dengan sistem urban farming ini dipilih, karena pertanian di Ternate tidak sama dengan pertanian di daerah lain terutama Haltim, Halteng dan kabupaten lainnya.

Ternate dengan lahan terbatas, sarana dukung seperti air juga terbatas, sehingga ini menjadi tantangan selaku Kadis yang ditugaskan Wali Kota mengurusi pertanian.

“Saya lebih fokus pengembangan pertanian di bidang hortikultura, karena tanaman hortikultura sangat menjanjikan. Dia tidak seperti perkebunan dan musiman lainnya, saya mengambil judul itu dalam rangka untuk mempercepat proses produksi yang kaitannya dengan ketersediaan. Sekarang saya merancang tahapan FGD, mensosialisasikan peraturan Wali Kota tentang penetapan area holtikultura dan penetapan zonasi pertanian berbasis wisata,” jelasnya.

Kata Thamrin, kawasan di Kelurahan Loto merupakan kawasan percontohan.

“Jadi tempat di Loto sekitar tiga hektar itu, sekarang sudah dilakukan penanaman seperti tomat, terong, cabai dan sayuran hijau lainnya,” ucapnya.

Dinas Pertanian juga bekerjasama dengan Dinas Pariwisata untuk menjadikan kawasan pertanian sebagai kawasan agrowisata.

“Dinas Pariwisata akan membangun wisatanya, dan kami menyediakan agronya. Kami siap untuk menanam tanaman holtikultura dan Dinas Pariwisata juga akan membangun pagar, sistem saung tani, gazebo peningkatan ekonomi dan saya bangun sistem pertaniannya,” tambahnya.

“Saya sadari membangun pertanian tidak sendiri semua stakeholder harus kita libatkan, terutama kampus, karena ia punya mahasiswa, kampus juga punya dosen yang mumpuni dan memberikan support ruang untuk melaksanakan riset dan penelitian,” tukasnya. (*)