TERNATE, KAIDAH MALUT – Jelang Pilkada 2024, koalisi Cek Fakta Maluku Utara gelar diskusi publik dengan mengusung tema “Hoax Pilkada adalah Maut” bersama Asosiasi Media Siber Indonesia ( AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Google News Initiative.
Diskusi berlangsung di kedai Kofia, Ternate Utara, Selasa, 15 Oktober 2024 malam.
Diskusi dihadiri oleh akademisi, jurnalis, dan penggiat media yang berfokus pada peran informasi dalam konteks pemilihan kepala daerah.
Fikram Salim, Ketua AJI Malut, dalam diskusi itu mengatakan, pengguna media sosial saat ini sangat mudah terprovokasi oleh informasi palsu atau hoax. Olehnya itu fikram bilang, harus ada alat untuk mendeteksi hoax.
“Kita perlu memastikan berita yang sampai ke publik adalah akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Fikram.
Cara mudah untuk mendeteksi berita palsu atau hoaks, kata Ikram, yakni menggunakan tools-tools yang terakreditasi untuk mengamankan informasi yang beredar di media sosial.
“Jadi pelaku pembuat hoaks yang memberi informasi hoaks, itu bisa dideteksi dan ada upaya untuk bisa di cegat penyebabnya,” jelasnya.
Hal ini juga disoroti oleh sejumlah Akademisi salah satunya Novrisal Amir, akademisi dari Universitas Ummu Ternate. Ia menyatakan bahwa edukasi dari kelompok jurnalis, LSM, dan akademisi sangat penting untuk meningkatkan literasi informasi di kalangan masyarakat.
“Melawan informasi bohong harus dilakukan dengan menyebarkan informasi yang benar,” tegas Novrisal.
Novrisal menambahkan bahwa melawan informasi bohong harus dengan informasi yang benar.
“Secara logis ada dua kebenaran yang dilihat, di antaranya kebenaran koherensi dan kebenaran korespondensi, sehingga penting sekali untuk berkolaborasi melakukan cek fakta agar bisa,” tuturnya.
Senada dengan itu, Wendi Wambes, Ketua AMSI Malut, menyatakan berdasarkan data AMSI dan cek fakta nasional, ada 2.260 informasi hoaks yang tersebar di beberapa platform digital. Salah satu yang tertinggi adalah melalui akun YouTube. Sementara di Maluku Utara, informasi bersifat hoaks sering kali dilakukan oleh pengguna akun Facebook.
Ia berharap agar koalisi tim Cek Fakta Maluku Utara harus melakukan monitoring atau mendeteksi sebaran hoax yang akan hadir di Maluku Utara.
“Nanti kita melakukan sehering dan monitoring bersama tim cek fakta nasional untuk penguatan SDM guna mendeteksi kerawanan informasi hoaks yang tersebar di media sosial, khususnya di Maluku Utara,” pungkasnya. (*)