TERNATE, KAIDAH MALUT – Grand final pada turnamen sepak bola Gambesi Championship 2024, banyak dikeluhkan oleh pecinta bola di Ternate. Pasalnya pertandingan akhir yang mempertemukan Pertamina FC vs Boombastic FC itu, berakhir dengan kericuhan suporter.
Kericuhan itu terjadi saat babak kedua baru berjalan sekira 10 menit, selepas kapten Zulham Zamrun dari Pertamina membobol gawang Boombastic dengan skor 1-0.
Selebrasi dari suporter Pertamina tiba-tiba masuk ke dalam lapangan dan terjadi kericuhan. Pertandingan sempat terhenti, karena sesuai kesepakatan dua tim di meja panitia, yakni bagi tim yang membuat kekacauan maka skor akan dianulir atau pertandingan ditunda.
Itu artinya, skor Pertamina terancam dianulir atau dibatalkan. Suasana di lapangan pun semakin memanas, akhirnya aparat kepolisian harus menyeret beberapa suporter untuk keluar dari lapangan.
Tak sampai di situ, amatan kaidah malut, pendukung Boombastic tak terima dengan keputusan panitia yang terkesan membela tim lawan. Alhasil, panitia diteriaki oleh tim suporter Boombastic.
“Panitia kalau model begini, tara usah (tidak usah) bikin turnamen lagi. Harusnya sesuai aturan yang sudah disepakati, ini kenapa panitia lebih terkesan membela tim Pertamina. Bonusnya juga tidak seberapa, tapi caranya tidak sportif sekali,” teriak salah satu suporter Boombastic di depan panggung VIP.
Sementara itu, kekecewaan juga datang dari beberapa penonton.
“Permainan sudah bagus kenapa dihentikan, kami juga sudah beli tiket dan jauh-jauh datang nonton, tapi endingnya tidak memuaskan. Yang bikin heran ini panitia, seperti tidak tahu menyelenggaran event saja,” ungkap Jifo yang mengaku update dengan Gambesi Championship sedari awal.
Keluhan juga datang dari salah satu penonton, yakni Sandin. Menurutnya, panitia tidak siap membuat turnamen. Lihat saja kata Sandin, pertandingan yang digelar Selasa, 28 Mei 2024 di lapangan Ya Anhar Gambesi itu, pernah ditunda beberapa hari lantaran sesama pemain baku hantam.
“Panitia tidak siap. Kalau mau bikin turnamen, harusnya panitia lebih tegas dan komitmen dengan aturan yang diberlakukan dalam lapangan. Kita juga yang nonton ingin kepuasan tersendiri pada final ini. Panitia gagal menyelesaikan laga kali ini,” sesalnya.
Terpisah ketua panitia Fachli Mahmud mengaku, pihaknya dengan aparat kepolisian dan manajer kedua tim, untuk menyudahi pertandingan tersebut. Karena mengingat kondisi di lapangan, sangat tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
“Kami tadi sudah sepakat pertandingan selesai, dan juara diberikan kepada Pertamina FC. Kami juga tidak melakukan penyerahan hadiah, karena tadi permintaan dari Boombastic juga. Karena ini menjaga keamanan, makanya kami tidak buat itu,” jelas Fachli.
Untuk bonus hadiah, kata Fachli, juara 1 sebesar Rp25.000.000 dan juara II sebesar Rp15.000.000. (*)