“Saya yakin rumah pegering ini memiliki manfaat di masa mendatang ketika musim panen tiba. Ini adalah solusi bagi warga Kalaodi di tengah keterbatasan lahan jemuran,” cetusnya.
Rumah pengeringan tersebut digagas oleh Pemerintah Kelurahan Kalaodi, Pemuda dari Komunitas Folila, dan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Maluku Utara pada akhir Desember 2022.
Tujuannya untuk menjawab permasalahan pertanian bagi warga Kalaodi.
Direktur WALHI Malut Faizal Ratuela saat dikonfirmasi Kaidah Malut menyebut, rumah pengeringan itu untuk menjawab masalah sektor pertanian di Kalaodi.
“Kita menggagas rumah pengeringan itu bersama teman-teman komunitas Folila di Kalaodi dan pemerintah Kelurahan Kalaodi,” kata Faizal, Selasa, 14 Maret 2023.
Faizal menjelaskan bahwa, Kampung Kalaodi memang merupakan wilayah kelola rakyat yang masuk dalam program WALHI.
Khusus untuk rumah pengeringan, menurut dia, hal itu diinisiasi lantaran petani sering berhadapan dengan ketidakpastian cuaca yang cenderung hujan saat musim panen tiba.
Gagasan membuat rumah pengering pun lahir dari diskusi bersama warga dan pemerintah kelurahan di Kalaodi.
“Selain komoditas rempah pala dan cengkeh, rumah pengeringan juga bisa digunakan untuk menjemur komoditas lainnya seperti kopra putih,” jelas Faizal.
“Ini yang akan didorong di lokasi pendampingan WALHI lainnya seperti di Gane dan daerah basis dampingan WALHI lainnya di Maluku Uatara,” tambahnya.
Ia bilang, fasilitas rumah pengeringan ini terintegrasi dengan pembuatan minyak atsiri yang dilatih khusus kepada warga Kalaodi.
Bagi Faizal, pembuatan minyak atsiri didorong untuk menjawab krisis panen yang sering dihadapi warga.
“Kita juga mendorong pelatihan minyak atsiri karena hampir lima tahun terakhir ini panen cengkeh tak lagi stabil.”
Padahal, kata dia, manfaat dari cengkeh bukan saja buahnya, tapi daun cengkeh juga bisa dijadikan bahan dasar pembuatan minyak atsiri.
Menurut Faizal, kehadiran rumah pengeringan ini merupakan dukungan dari program Dana Nusantara yang dilaksanakan oleh WALHI, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA).
“Di mana program Dana Nusantara ini bertujuan mengembalikkan praktik baik yang telah ada secara turun temurun oleh masyarakat lokal, dalam hal pengelolaan alam secara lestari dan berkelanjutan,” pungkasnya.
WALHI melihat pembuatan rumah pengeringan sangat menjawab masalah petani Kalaodi, karena itu pemerintah seharusnya melihat ini sebagai jawaban untuk dibuat di kampung-kampung lain. (*)