“Sekarang tinggal menunggu waktu yang tepat dari Pak Wali Kota untuk penandatangan kesepakatan itu,” kata Imran Jasin.
Menurut dia, beberapa pekan lalu, para penyuluh telah menggelar pertemuan dengan Wali Kota Tikep. Pertemuan itu sebagai wujud dari rencana tindak lanjut kerja sama, baik dengan IWIP maupun Segitiga Emas.
“Insya Allah hasil produksi pertanian di Kota Tidore Kepulauan masih mampu menjamin ketersediaan stok, baik di IWIP maupun kerja sama Segitiga Emas di dua daerah nantinya,” kata Kadis Pertanian.
Akademisi Universitas Tadulako Palu, yang juga putra asal Tidore, Muhammad Nur Sangadji, mengatakan langkah Wali Kota Tidore itu sangat tepat untuk mendorong kesejahteraan petani di Tikep. Hanya saja, jika menunjuk pihak ketiga untuk menjamin ketersediaan produksi petani, sebaiknya tidak mencari pihak swasta, tetap cukup memberdayakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperti Perusda.
“Nanti Perusda Tikep juga memberdayakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengurusi hasil pertanian itu. Dengan begitu, Perusda berdaya, BUMDes berdaya dan petani sejahtera. Daerah juga untung,” jelas Muhammad Nur Sangadji. *

Tinggalkan Balasan