Selasa, 26 November 2024

PAD Tak Capai, DPRD Ternate Minta 2 OPD Kelola Pakai Sistem Digital

Ketua DPRD Ternate, Muhajirin Bailussy (Nita/Kaidahmalut)

Ia bilang, kepastian dalam memproyeksi pendapatan sebelum menetapkan nilai belanja adalah hal yang penting, agar dalam perjalanan tidak terjadi selisih yang terlalu jauh antara pendapatan dengan belanja.

Sebab, dalam pelaksanaan APBD di beberapa tahun terakhir ini, lanjut dia, telah terjadi selisih pendapatan dan belanja yang terlalu jauh.

“Jadi kemauan untuk melakukan sesuatu itu banyak, tapi pendapatannya kecil. Jadi riil pendapatan ini yang harus diperbaiki. Pola perbaikannya tadi sudah ditegaskan, bahwa tolong perbaiki proyeksi pendataan retribusi misalnya parkir di Dishub maupun retribusi pasar di Dinas Perindag,” terang Muhajirin.

Agar bisa menghindari kebocoran retribusi, maka, saran dia, secepatnya perlu diterapkan sistem digitalisasi dalam penarikan retribusi baik di Dishub maupun Disperindag.

Selain soal proyeksi PAD, Muhajirin juga menyentil rencana kerja sama Pemkot dengan pihak ketiga terkait digitalisasi.

“Tolong dievaluasi kembali kerja sama dengan pihak ketiga. Kalau misalnya kerja sama itu tidak menguntungkan untuk daerah dari sisi perbandingan 40:60 persen, maka lebih baik dialihkan secara internal. Misalnya pemerintah menyediakan sarana, agar dikelola langsung dinas terkait, jangan lagi dikerjasamakan,” tegasnya.

Ia menyebut, pembagian 40:60 persen dengan pihak ketiga PT IMM dalam pengelolaan retribusi parkir, tidak menguntungkan bagi pemerintah daerah.

Itu lantaran, dari kerja sama tersebut, pemkot hanya kebagian 40 persen sementara PT IMM 60 persen.

“Makanya tadi kami (DPRD) sarankan, kalau bisa dikembalikan saja ke OPD teknis masing-masing untuk mengelola, tapi pakai sistem digital,” tandas Muhajirin. (*)