Pemkot mengadakan puluhan viar itu melalui APBD Kota Ternate tahun 2022 sebesar Rp2,5 miliar.
Tak hanya itu, ada puluhan kelurahan mendapat bantuan dana, untuk membangun sampah tematik dengan anggaran sebesar Rp40 juta masing-masing kelurahan.
“Pemkot juga memberikan upah bagi operator viar dan lurah sebesar Rp1,5 juta per orang. Jadi kami juga berharap ini menjadi solusi, untuk meminimalisir membludaknya sampah-sampah rumah tangga, yang sering terlewatkan oleh truk pengangukut sampah,” terangnya.
Sementara itu, Syarif Tjan menambahkan, sejauh ini DLH terus berupaya dalam menangani sampah di Kota Ternate.
“Beberapa waktu lalu saya dan Pak Kaban bersama teman-teman lainnya ke Kota Malang. Di sana kami melakukan studi tiru dan melihat cara pemerintah di sana menangani sampah-sampah,” jelas Syarif.
“Di Kota Malang, sampah menjadi bernilai ekonomi, dan ini pun sudah gencar dilakukan oleh Ibu Wali Kota Ternate, dengan adanya Bank Sampah,” tuturnya.
Senada dengan kedua pemateri, Plt Dirut PAM Ake Gaale Muhammad Syafei juga menegaskan, bahwa persoalan sampah dan air adalah dua hal yang sangat sensitif di Ternate.
Menurut Syafei yang juga Kadisperkimtan Kota Ternate itu, pihaknya perlu memperbaiki banyak hal, terutama soal pelayanan terhadap pelanggan atau masyarakat.
“Kita tentu tidak akan tinggal diam, karena air bersih merupakan kebutuhan manusia dalam aktivitas sehari-hari. Untuk itu pihak kami juga akan meningkatkan pelayanan lebih maksimal bagi pelanggan,” tegasnya. (*)