TERNATE, KAIDAH MALUT – Para pedagang takjil datangi Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate, Senin, 13 Maret 2023.

Puluhan emak-emak itu merupakan pedagang musiman, yang biasa berjualan di areal parkir Pasar Higienis saat bulan suci Ramadan.

Amatan Kaidah Malut, emak-emak tersebut mengamuk dan menolak untuk dipindahkan ke Tapak III.

Pedagang, Surtila mengaku, dari tahun ke tahun kalau dia berjualan di depan Pasar Higienis. Olehnya itu ia bersama pedagang lainnya menolak pindah.

“Kami tahu kami pedagang musiman, penjual kue. Kami tahu tempat kami tiap tahun di sini pasang tenti, bagaimana kong dong mau taruh tong di sana di seng–seng (Tapak III,red),” akunya.

“Tidak boleh, tong ini cuma pedagang musiman satu tahun satu kali berjualan, jadi kami mau pertahankan di dalam pasar, di jalur jual keluar beli ikan. Kepala Pasar (Kapas) mau taru tong di seng–seng, tapi kami mau bertahan di sini,” sambungnya.

Ia menyebut Kepala Pasar pilih kasih.

Kepala Pasar dengan sengaja membiarkan pedagang barito (bawang, rica, tomat) berjualan di areal parkir karena diduga telah menerima uang dari mereka.

“Kapas pertahankan dorang pedagang barito Gorontalo, karena mungkin dong so kase Kapas doi. Bajual cuma satu bulan kong taruh di seng–seng. Enam tahun berturut-turut tong pe tempat di sini, bukan di seng–seng sana,” tegasnya.

“Gorontalo yang bajual barito ada tempat. Ini dong ikut aturan, tapi ngoni so angka dong pe doi banyak, makanya dong tara mau pindah,” bebernya.

Surtila bilang, setiap tahun mereka membayar sewa tenda dan meja sebesar Rp600 ribu.

“Tong dapat informasi, Kepala Pasar mau pasang tenti di tempat pedagang barito Gorontalo, sedangkan tenda itu untuk torang yang bajual kue,” ujarnya.

Wali Kota juga sudah bertemu pedagang takjil.

Namun, Wali Kota bilang itu kewenangan Disperindag.

Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Ternate Tengah, Guntur Doa menjelaskan, pihaknya mau pedagang takjil tetap berjualan di depan Pasar Higienis, karena menurut Wali Kota pedagang tersebut tetap berjualan di situ.

“Tapi dari saya belum dengar langsung dari Wali Kota. Nanti saya ketemu dengan Wali Kota, kalau Wali Kota bilang bajual di situ baru kita sepakat bajual di situ,’” jelasnya.

Guntur membantah telah menerima uang dari pedagang barito.

“Katanya dorang sudah kase uang di saya untuk untuk bayar tenda barito, padahal keliru,” ucap dia.

Persoalan ini masih simpang siur antara pedagang barito dan takjil, karena mereka (pedagang,red) hanya minta bantu ke saya untuk cari tahu harga sewa tenda,” terangnya.

Guntur meminta ke para pedagang bersabar sampai ia bertemu dengan Wali Kota, untuk menyampaikan masalah tersebut.

“Saya bilang mereka bersabar sampai saya ketemu dengan Wali Kota, dan mereka mengiyakan itu,” timpalnya.

Sewa tenda takjil selama satu bulan biayanya Rp2 juta.

“Kalau yang pedagang bilang satu bulan Rp600 ribu, itu tidak masuk ke UPTD,” tandasnya. (*)