TERNATE, MALUT KAIDAH – Menanggapi soal pencopotan Nurlaela Syarif sebagai Sekretaris wilayah (Sekwil) DPW Partai NasDem Provinsi Maluku Utara, Pengamat politik, Helmi Alhadar sebut ini hal biasa.
Menurut dosen komunikasi Universitas Muhammadiyah (UMMU) Ternate ini, Politik memang dinamis, dimana yang tadinya kawan, bisa jadi lawan, dan musuh bisa menjadi teman.
“Hal ini yang sedang terjadi di partai NasDem Malut, dimana perubahan struktur partai terjadi,” kata Helmi, Ahad, 8 Agustus 2021.
Padahal menjelang Pemilihan kepala (Pilkada) lalu, kata dia, Nurlela Syarif baru menjabat sebagai Sekwil, namun, kini dia justru harus kehilangan posisinya yang belum terlalu lama di dudukinya.
Bahkan, Helmi menyebutkan saat Pilkada Kota Ternate, ada kesan Partai NasDem tidak terlalu solid mendukung Tauhid Soleman, yang saat ini sebagai Wali Kota Ternate.
“Diduga sebagian atau beberapa kader, cenderung lebih suport kepada Asgar Saleh yang menjadi wakil Muhammad Hasan Bay,” bebernya.
Disisi lain, ia mengatakan Nurlela Syarif kemungkinan adalah salah satu kader, yang tidak getol atau kurang all out untuk Tauhid saat Pilkada lalu.
Sehingga, lanjut dia, Tauhid diusung oleh DPP NasDem dan akhirnya bisa berhasil memenangkan Pilwako Ternate.
“Nah, kemungkinan hal ini menjadi salah satu pemicu, DPP mencopot posisi Nurlela sebagai Sekwil. Mengingat DPP juga, sangat berharap Partai NasDem solid mengawal Tauhid sebagai Wali Kota Ternate,” tambahnya.
Menurut amatan Helmi, saat ini Tauhid sangat membutuhkan dukungan partai NasDem secara penuh. Apalagi, posisi Tauhid sering di kritisi di parlemen.
Selain ada kaitannya dengan Pilwako Ternate, Helmi juga memiliki amatan lain.
“Kemungkinan lainnya adalah hubungan dengan orang-orang lain yang ada di internal partai sendiri,” ucapnya.
Ia juga menambahkan, dukungan DPP kepada Tauhid, sangat terlihat jelas dengan diberi kepercayaan kepada Tauhid Soleman, untuk menjabat sebagi Ketua DPD Partai NasDem Kota Ternate.
“Tauhid diberi posisi sebagai Ketua NasDem Kota Ternate, karena posisinya sebagai Wali Kota sudah tepat, selain itu, sangat menguntungkan Partai NasDem dan Tauhid sendiri,” terangnya.
Kondisi inilah, kata Helmi, membuat Nurlela menjadi lemah dalam partai.
“Pada intinya, Partai NasDem membutuhkan konsolidasi internal yang kokoh,” ujarnya.
“Jadi pencopotan Nurlela sebenarnya tidak terlalu mengejutkan,” tutup Direktur Lembaga Strategi Komuniksi dan Politik ini.*