TERNATE, KAIDAH MALUT – Kawasan wisata Batu Angus yang terletak di Kelurahan Kulaba, Kecamatan Ternate Barat, Maluku Utara saat ini menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
Batu Angus sendiri sudah diresmikan sebagai Geopark Nasional beberapa hari lalu, dan ini menjadi keuntungan bagi Kota Ternate atas penetapan tersebut. Ini juga tak lepas dari dukungan Pemerintah Kota Ternate dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Maluku Utara, serta masyarakat Kelurahan Kulaba.
Sebagai salah satu komponen utama dalam penilaian Geopark, yaitu nilai edukasi serta bagaimana informasi edukasi tersebut, bisa tersampaikan ke masyarakat. Untuk itu Pemkot menjadikan Batu Angus sebagai contoh tourism, melalui QR Code atau barcode dan museum mini.
Ketua IAGI Malut, Abdul Kadir Dedi Arif menjelaskan, Batu Angus adalah contoh di Ternate. Dengan adanya museum mini, maka informasi edukatif bisa diakses oleh siapa saja melalui QR Code.
Ini pula merupakan bentuk digital tourism yang saat ini, sedang dikembangkan oleh semua negara.
Hadirnya barcode tersebut, tentu saja mempermudah pengunjung. Semisalnya tanpa guide dengan kompetensi bidang tertentu, maka informasi pasti bisa tersampaikan.
“Karena barcode itu tercantum juga kontak Badan Pengelola Aspiring Geopark Ternate, untuk bisa dikonfirmasi,” jelas Dedi, Selasa, 03 Januari 2023.
Adapun sejumlah informasi yang bisa diupdate dari barcode tersebut, di antaranya potensi geowisata Batu Angus dengan keunikan geologi, budaya dan keanekaragaman hayati. Selain itu, ada pula peta sebaran fitur geolog, peta luasan dan delienasi serta tabel deskripsi potensi Batu Angus.
Sementara untuk museum mini, kata Dedi, akan didesign dengan konsep “Night Show”.
“Sehingga pengunjung bisa menikmati fasilitas di Batu Angus mulai pukul 17.00-22.00 WIT. Nanti juga kami akan siapkan beberapa atraksi budaya, di pelataran museum oleh pemuda Kelurahan Kulaba,” terang dia.
Museum mini diresmikan oleh Presiden Unesco Global Geopark Youth Forum, Deo Silalahi dan sudah dilakukan uji coba pada 29-30 Desember 2022 lalu, dan antusias pengunjung pun sangat besar.

“Kami berencana di akhir bulan ini bisa dibuka secara umum, hanya saja ini sementara masih kurasi bahan dan menunggu kesiapan pemuda Kelurahan Kulaba,” pungkasnya.
Terpisah, Ketua Pemuda Kelurahan Kulaba, Julfikar mengaku, pihaknya mendukung Geopark Nasional Batu Angus. Adanya barcode dan museum mini itu berarti pengunjung tak susah-susah lagi, untuk memperoleh informasi terkait Batu Angus, terutama bagi pengunjung baru atau dari luar Kota Ternate.
“Kalau bukan akhir Januari berarti pertengahan bulan ini sudah diaktifkan museumnya, itu hasil koordinasi kami dengan IAGI. Sementara untuk museum kami minta dialihfungsikan, tetapi timbal baliknya mereka harus siapkan tempat untuk warga setempat berdagang, meski hanya di bagian pantai yang nanti akan dibuat anjungan di tahun ini,” jelas Jul.
Pilihan tersebut diambilnya lantaran ia sendiri tidak mau ada konflik sosial di kalangan masyarakat setempat. Pasalnya, untuk lokasi tersebut hanya ada 3 titik yang bisa dijadikan tempat jualan. Sehingga pilihannya, yakni menunggu lokasi anjungan yang akan dibangun oleh Pemkot di tahun ini.
Pemuda Kelurahan Kulaba juga berencana akan membuka kafe atau kedai bernama Pemuda, di lokasi tersebut.
“Saya sudah dapat informasi dari Bappelitbangda katanya nanti masuk di APBD Induk 2023, untuk pembangunan anjungan sebagai lokasi berjualan warga setempat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bappitbangda Kota Ternate, Rizal Marsaoly menambahkan, Pemkot Ternate telah menyiapkan anggaran sebesar Rp1 miliar lebih yang dianggarakan pada APBD 2023. Anggaran tersebut diperuntukan dalam pembangunan 28 lapak bagi pelaku UMKM, khususnya warga di Kelurahan Kulaba.
Selain pergerakan ekonomi bagi pelaku UMKM, ada pula ruang khusus bagi Pemuda Kulaba untuk membuat kedai, yang nantinya akan dikelola oleh Pemuda Kulaba sendiri.
“Ada juga fasilitas lainnya seperti tempat camping, lokasinya juga sudah ada. Kalau untuk pedagang kami buat anjungan dan kami sudah turun survey bersama pemuda-pemuda Kulaba. Di lokasi kami lihat bagus dan sangat cocok, kalau ombak Insha Allah aman, karena kemarin kami lihat ombak yang paling besar itu tidak sampai di lokasi yang kita siapkan,” urainya.
Rizal berharap, dengan Geopark Nasional Batu Angus ini bisa menggerakan perputaran ekonomi. Popularitas Batu Angus juga semakin meluas, dan pastinya menjadi harapan baru bagi Kota Ternate untuk peningkatan PAD.
“Ini keren sekali dan saya yakin ini bisa menjadi sesuatu yang luar biasa bagi Ternate. Saya berharap semua pihak terlebih masyarakat Kelurahan Kulaba, bisa mendukung program ini,” harapnya. (Nt)

Tinggalkan Balasan