TERNATE, KAIDAH MALUT – Puluhan lurah dan camat se- Kota Ternate berbondong-bondong terbang ke Bali. Keberangkatan mereka ini, yakni mengikuti Bimbingan teknis (Bimtek) soal penanganan sampah.

Amatan malut.kaidah.id, rombongan peserta Bimtek ini bertolak dari Bandara Baabullah Ternate pada Jumat, 02 Desember 2022 menggunakan maskapai Sriwijaya dengan tujuan Makassar-Denpasar, Bali.

Sebanyak empat orang camat pun ikut dalam rombongan tersebut. Mereka, di antaranya Camat Pulau Hiri, Irwan Bakar, Camat Ternate Utara, Marus Ishak, Camat Ternate Barat Hamid Muhammad dan Camat Pulau Batang Dua Yulianus.

Salah satu lurah yang enggan namanya disebutkan membenarkan keberangkatan ke Bali. Ia mengaku keikutsertaannya itu lantaran mengikuti Bimtek yang diwajibkan oleh camat.

“Ada 78 lurah yang ikut, tapi itu tara semua karena ada lurah yang tara iko hanya dorang diwakili staf,” akunya saat dikonfirmasi via telepon, Ahad, 04 Desember 2022.

Bimtek tersebut dilakukan selama tiga hari, sejak tanggal 02 sampai dengan 04 Desember 2022.

Mirisnya, kegiatan yang disebut sebagai program kerja ini menggunakan Dana Partisipasi Pembangunan Kelurahan (DPPK), yang baru-baru ini dicairkan oleh Pemerintah Kota Ternate.

DPPK melekat pada DPA Kantor Kecamatan, yang diakomodir secara kolektif kemudian pembuatan juknis adalah Bagian Pemerintahan Setda Kota Ternate.

Untuk DPPK tiap-tiap kelurahan dikucurkan dana sebesar Rp100 juta. Anggaran tersebut masuk pada APBD Perubahan tahun 2022 dengan total keselurahan sebesar Rp7,8 miliar.

Anggaran Rp100 juta pada masing-masing kelurahan itu peruntukannya pun sudah diatur. 30 persen untuk operasional kelurahan, 40 persen untuk pembangunan dan pemberdayaan, 5 persennya untuk LPM sementara sisanya 25 persen, untuk Lembaga Kemasyarakatan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga.

Beberapa lurah juga mengaku demikian. Mereka menyebutkan bahwa DPPK dipangkas Rp12 juta untuk biaya Bimtek ke Bali. Ini berarti total akumulatif dari 78 lurah yang ikut Bimtek menelan anggaran sebesar Rp936 juta.

“Ini so program jadi wajib ikut, kalau tara ikut bisa digantikan staf sebagai perwakilan. Biaya dipotong dari DPPK yaitu Rp12 juta per lurah,” terang lurah yang juga tak mau namanya diberitakan.

Camat Ternate Barat, Hamid Muhammad saat dikonfirmasi via telepon menjelaskan, keberangkatan empat camat ke Bali juga untuk mengikuti Bimtek.

Ia bersama tiga camat lainnya sebagai pendamping lurah.

Dikatakannya, dari 78 lurah di Kota Ternate, hanya Lurah Sangaji yang tidak ikut dikarenakan sedang sakit, sehingga kehadirannya diwakilkan oleh Sekretaris Lurah.

“Samua lurah iko, cuma satu Lurah Sangaji tara iko terus diwakili oleh Sekretaris Lurah. Kalau camat ada empat camat. Ini kan Bimtek bagi lurah dan camat jadinya kita semua ikut, dan semua lurah yang ikut itu sudah terima DPPK, ” jelas Hamid.

“Masing-masing lurah dipotong uang operasional sebesar Rp12 juta lebih,” sambung dia.

Menurutnya, Bimtek yang digelar memang untuk lurah dan camat. Di sana mereka diberi materi soal penanganan sampah untuk nantinya diimplementasikan ke masing-masing kelurahan.

Sementara Kabag Pemerintahan Setda Kota Ternate, Wanty Julianti saat dihubungi via telepon, tidak merespon.

Sekadar diketahui, rencana Bimtek ini sempat dikritik oleh beberapa pihak, di antaranya akademisi dan anggota DPRD Kota Ternate. Bahkan, ada pula yang menyarankan agar Bimtek dilakukan di Kota Ternate dengan mengundang pemateri, sehingga bisa mengurangi anggaran yang keluar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun malut.kaidah.id, saat ini rombongan Bimtek tersebut sedang transit di Jakarta. Sebagian dari mereka menginap di salah satu hotel, yakni hotel Puri Inn, Cikini, Jakarta Barat. Rencananya juga rombongan ini akan kembali ke Ternate esok hari, dengan maskapai Sriwijaya. (*)