Indeks pembangunan keluarga (iBangga) mencapai 99,54 persen dengan target 62,44 dan capaian 62,15, serta median usia kawin pertama perempuan (MUKP) mencapai 101,36 persen dengan target 22,1 dan capaian 22,4.
Nopian Andusti juga menyentil data prevalensi stunting di Maluku Utara, berdasarkan hasil SSGI tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 1,4 persen dari 27,5 persen menjadi 26,1 persen, dan berdasarkan data SKI tahun 2023 angka stunting Maluku Utara mengalami penurunan, sebesar 2,4 persen menjadi 23,7 persen.
“Penurunan angka stunting di Maluku Utara ini terbilang cukup tinggi, namun masih di atas rata-rata nasional yaitu 21,5 persen. Oleh karena itu, kondisi ini diperlukan upaya-upaya nyata yang memberikan dampak terhadap penurunan stunting agar dapat mengejar target 14 persen di tahun 2024 ini,” jelas Nopian.
Ia juga mengapresiasi Maluku Utara, yang sudah dua tahun berturut-turut, terhitung dari tahun 2022 sampai 2023 memiliki serapan Dana Alokasi Khusus (DAK) tertinggi, yaitu di atas 95 persen.
“Yang tidak kalah penting adalah kualitas dari serapan DAK itu sendiri. Artinya akuntabilitas belanjanya terjamin, dan bisa berguna bagi masyarakat luas,” papar Nopian.
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara Nuryamin dalam laporannya berharap, melalui kegiatan Rakerda itu, dapat menjadi momentum sekaligus menumbuhkan harapan dan keyakinan, untuk mampu menciptakan SDM yang unggul dan mewujudkan manusia yang berkualitas dan berdaya saing di Maluku Utara.
Di tengah-tengah kegiatan rakerda tersebut, dilakukan penandatanganan perjanjian kinerja (Perkin) dengan 10 OPD KB se-Maluku Utara, serta penyerahan penghargaan peserta KB baru tubektomi terbanyak tahun 2023 Kabupaten Pulau Morotai, peserta KB baru IUD terbanyak tahun 2023 Kota Tidore Kepulauan, juara 1 Kampung KB Goal Kabupaten Halmahera Barat, juara 2 Kampung KB Gammarasai Kota Ternate dan juara 3 Kampung KB Majiko Daloha Kabupaten Pulau Morotai. (*)