TERNATE, KAIDAH MALUT – Sejumlah guru di SMK Negeri 1 Kota Ternate, Maluku Utara kembali melakukan aksi protes menolak Nurjana Tahir sebagai Kepala sekolah.
Aksi ketiga kali itu ditunjukan melalui pemasangan spanduk di sejumlah titik di lingkungan sekolah, Sabtu, 03 Juni 2023 sore tadi.
Protes para guru berawal dari kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), yang kembali mengangkat Nurjana Tahir Junus sebagai Kepala SMKN-1 Kota Ternate secara defenitif.
Padahal, sebelumnya Nurjana Tahir Junus sudah dinonaktifkan oleh Dikbud Malut, pasca didemo dewan guru dan siswa beberapa waktu lalu.
Persoalan lainnya, Nurjana Tahir Junus juga diduga, telah menyelewengkan anggaran Dana Operasional Sekolah (BOS) dan adminstrasi lainnya, saat menjabat sebagai kepsek.
Saat itu pula, Inspektorat Maluku Utara harus turun melakukan audit kinerja kepsek tersebut.
Namun, lagi-lagi, Dikbud Malut keukeh mengangkat Nurjana Tahir Junus sebagai kepsek.
Baca halaman selanjutnya…
Spanduk yang terpampang di sekolah itu bertuliskan “Pak gub tolong jangan serahkan lagi masalah SMKN-1 Kota Ternate kepada yang maha kuasa. Save SMKN-1 Kota Ternate”. Ada pula tulisan “Kami menolak Kepsek yang suka adu domba, pimpinan yang bermasalah masuk 40 guru”.
“Kembalikan guru-guru kami yang dimutasi karena arogansi pimpinan, stop intimidasi, tolak pimpinan yang otoriter arogan, Dikbud harus tindak lanjuti bersikap transparan terhadap hasil audit inspektorat”.
Salah satu guru di SMK Negeri 1 Rahayu Radjab menyatakan, para guru menolak Nurjana Tahir Junus sebagai Kepala SMK Negeri 1 Kota Ternate.
Alasannya, karena yang bersangkutan telah melakukan berbagai kesalahan di sekolah.
Ia mengaku, hingga saat ini tidak mengetahui hasil audit yang dilakukan Inspektorat Malut.
“Kita menilai Nurjana Tahir Junus sudah punya kesalahan di sekolah, kenapa Dikbud kembali mengangkat bersangkutan sebagai kepsek? Ini kan sama halnya Dikbud membodohi kami di sekolah,” sebut Rahayu.
Rahayu mengaku, setelah Nurjana Tahir Junus dinonaktifkan, Dikbud telah menunjuk Iswanto Marjuki sebagai Pelaksana Tugas (Plt), dan dan kondisi sekolah mulai membaik.
Rahayu bilang, mulai dari pelaksana ujian sekolah hingga beberapa kegiatan besar di sekolah berjalan bagus, lantaran dipimpin Plt.
“Bahkan, ijazah anak-anak sudah ditandatangani oleh Plt Kepala SMK Negeri 1 Kota Ternate. Tapi kenapa tiba-tiba Dikbud mengeluarkan SK pengangkatan Nurjana Tahir Junus sebagai kepsek? Ini yang kami sesali,” sesal Rahayu.
Rahayu menegaskan, pihaknya akan menyangupi keputusan Dikbud, apabila penolakan ini lantas menjadi bomerang bagi dewan guru.
“Saya sudah siap jika ini hari Dikbud keluarkan kami dari sekolah, maka kita akan keluar. Intinya kami ingin siapa saja yang diangkat menjadi Kepala SMK Negeri 1 Kota Ternate, asalkan jangan Nurjana Tahir Junus,” tegasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Harian (Plh) Kepala SMK Negeri 1 Kota Ternate Nuraini Yusep mengatakan, pihaknya sudah menerima SK dari Dikbud terkait pengangkatan Nurjana Tahir Junus sebagai kepsek definitif di sekolah tersebut.
Baca halaman selanjutnya…
“Saya terima SK itu dari tenaga adminstrasi sekolah yang memberikan SK tersebut ke saya, sehingga saya meneruskan SK itu di guru-guru,” kata Nuraini.
Menurutnya, Dikbud Malut harus bijak melihat problem di sekolah tersebut. Sebab, para gurulah yang lebih paham dengan situasi sekolah.
“Kemarin kan Dikbud melihat sendiri waktu aksi protes penolakan Nurjana Tahir Junus,” timpalnya.
“Saya bersama teman-teman guru menyatakan sikap menolak Nurjana Tahir Junus sebagai Kepala SMK Negeri 1 Kota Ternate, jika Dikbud mengambil kebijakan mengeluarkan guru-guru, maka saya siap dikeluarkan dari sekolah,” sambungnya. (*)

Tinggalkan Balasan