“Kayak tahun lalu digelar di Tobelo itu TKC juara umum. Tapi waktu itu sama juga kayak sekarang, kita orang tua dan anak-anak semua bikin bazar untuk biaya,” ujarnya.
Ia berharap, Pemkot Ternate bisa lebih memperhatikan bakat dan prestasi dari bidang olahraga.
“Ya mungkin saja pemerintah lebih senang berpartisipasi pada event musik dan goyang-goyang di atas panggung, ketimbang para atlet muda yang bisa membanggakan nama Kota Ternate,” sentilnya.
Terpisah, Ketua KONI Ternate Ghifari Bopeng saat dikonfirmasi mengatakan, yang namanya komunitas, klub ataupun dojan itu ada di bawah cabor sehingga jalur koordinasi harus melalui cabor terkait. Setelah itu, barulah cabor berkoordinasi dengan KONI.
“Kalau sekarang klub itu langsung ke KONI, otomatis kewenangan cabor itu tidak ada. Sedangkan yang punya atlet itu cabor, dan KONI memiliki cabor. Atlet itu di bawah cabor. Jadi KONI tidak punya atlet,” terang Ghifari.
Namun yang kerap terjadi sekarang ini, kata Ghifari, klub sering by pass ke KONI. Sehingga dalam proses pembinaan, cabor pun tidak pernah tahu.
“Takutnya KONI bisa disebut intervensi karena tidak melalui cabor. Jadi saya tidak mau kondisinya itu seperti dulu-dulu lagi,” ucap Ghifari.
Baca halaman selanjutnya…