TERNATE, KAIDAH MALUT – Kondisi pagar tembok Stadion Gelora Kie Raha (GKR) Ternate yang ambruk, pada pukul 12.00 WIT, Senin, 19 Juni 2023 menuai kritikan pedas dari mantan Kapten Persiter Ikbal Alhadar.
Ikbal menegaskan, Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman sebagai leader dalam pemerintahan harus mengambil langkah cepat menangani persoalan tersebut. Stadion GKR sudah hamper setengah abad dibangun, namun tidak ada kepedulian dari Wali Kota saat ini.
Semestinya, pemerintahan Andalan menganggarkan renovasi GKR, demi kepentingan pecinta sepak bola dan umumnya masyarakat Kota Ternate, tetapi miris sekali, ketika dirinya mengetahui bahwa, sejak tahun 2020 pemkot sama sekali tidak mengalokasikan anggaran untuk stadion.
Legend Persiter itu menuturkan, pembangunan GKR dimulai sejak zaman pemerintahan Bupati Maluku Utara Jakub Mansur ditahun 1974 silam, kemudian di era Wali Kota Samsir Andili direhabilitasi dengan penambahan tribun terbuka. Sementara di masa kepemimpinan Burhan Abdurrahman sempat melakukan perbaikan di beberapa bagian tribun yang rusak dan rumput lapangan.
“Ini miris, masa sih Pak Wali Kota sekarang tidak ada kebijakan sama sekali. Stadion ini sudah puluhan tahun dibangun, kok bias pemerintah hanya diam begini. Saya juga kaget waktu baca berita, kata Kadispora hampir 4 tahun pemkot tidak alokasikan anggaran untuk stadion. Wah ini parah,” sesalnya.
Menurut Ikbal, ambruknya pagar GKR merupakan tanggung jawab pemerintah kota. Pemerintah kota harusnya lebih peduli dengan sarana prasarana yang menunjang PAD. Bukan tanpa alasan, sebab GKR bisa menjadi peluang untuk perputaran ekonomi masyarakat. Belum lagi, jika stadion tersebut sudah diperbaiki, tentunya bisa menjadi omset pendapatan bagi kas daerah.
Baca halaman selanjutnya…
“Sejak peresmian di tahun 1975 seharusnya ada renovasi kan, dan itu sudah dilakukan oleh pemimpin sebelumnya. Sekarang giliran Pak Tauhid yang kerjakan renovasi Stadion Gelora Kie Raha. Sangat disayangkan ketika mendekati injury time Tauhid Soleman, kemudian tidak bisa berbuat apa-apa untuk GKR,” ungkap Ikbal.
Sebagai pecinta seoak bola dan masyarakat Kota Ternate, Ikbal justru kecewa dengan lemahnya kebijakan Tauhid Soleman. Bagi dia, Tauhid lebih memilih pembangunan lapak ketimbang mementingkan kepentingan banyak orang, yakni Gelora Kie Raha.
Selama ini ia mengaku tidak tahu apa saja yang dianggarkan oleh pemerintahan saat ini, sehingga setelah mengetahui perbaikan Gelora Kie Raha tak masuk daftar, maka tentu membuat dirinya merasa sangat kecewa. Ia mengungkapkan, di saat Tauhid mengikuti pemilihan pada Pilwako lalu, diriya merupakan salah satu tim yang berjuang bagi Tauhid-Jasri, dengan harapan, ke depan setelah terpilih, Tauhid sebagai penentu daerah, bisa mengokomodir kepentingan masyarakat. Apalag, sambung dia, 80 persen warga Ternate adalah pecinta sepak bola.
“Kalau tahu begini juga yah waktu itu kami tidak usah perjuangkan dia (Tauhid). Kami berjuang kan bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk seluruh pecinta sepak bola, yakni masyarakat Kota Ternate,” ungkapnya.
Ikbal membeberkan bahwa, Pemkot Ternate telah mensia-siakan rencana kerja sama dengan PT Malut Maju Sejahtera beberapa bulan lalu. Padahal, MoU tersebut merupakan peluang besar bagi pemkot untuk PAD. Namun sayangnya, itu diabaikan begitu saja.
“Coba kalau terima MoU dengan PT Malut Maju Sejahtera waktu itu, pastinya kondisi stadion sudah jadi lebih wow begitu. Waktu kontaknya itu kan hanya 10 tahun dipakai, berarti setelah 10 tahun, pemkot untung karena sudah direnovasi apalagi standar Liga. Selain itu, bisa juga disewakan, bisa memperdayakan UMKM di sekitar stadion juga. Yang penting jangan buat konser saja,” bebernya.
Ia membandingkan GRK dengan Stadion Gurabati di Tidore Kepulauan, meski hanya berbasis partisipasi masyarakat setempat dan bantuan Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, namun stadion tersebut bisa tampil menarik dan kerap dijadikan lokasi turnamen.
Baca halaman selanjutnya…
Kata dia, seandainya Stadion Gelora Kie Raha Ternate diperhatikan oleh pemerintah setempat, bisa saja kondisi GRK akan megah dan dipuji oleh masyarakat Kota Ternate dan pengunjung stadion. Apabila, pemerintah paham dengan keinginan pecinta sepak bola, ini pastinya menjadi salah satu spot masyarakat untuk wisata olahraga.
“Kita harus bangga dengan Gelora Kie Raha, kalua sudah direhab jadi lebih bagus dan megah pasti orang-orang dating berselfie. Ini bisa jadi spot untuk pengunjung yang ke stadion,” ucap dia.
Pemerintah Kota Ternate sangat naif dengan membiarkan kondisi GRK saat ini. Beruntungnya, sambung dia, kejadian ambruknya tembok siang tadi, tidak memakan korban.
“Kondisi tembok itu sudah tua, kalau ambruk terus kena orang yang lewat, nah siapa yang bertanggungjawab? Kalau sudah begini kemudian pemerintah masih tunggu apalagi? Korban? Pak Wali jangan acuh begitu, karena Stadion Gelora Kie Raha adalah kepentingan masyarakat. Dan kalau ini direhab kan pastinya pakai uang rakyat juga, bukan uang pribadi Wali Kota Ternate,” cecarnya.
Ikbal berharap dengan kejadian tersebut, pemerintah segera mengambil langkah cepat untuk renovasi stadion kebanggaan orang Ternate itu.
“Kami hanya minta Wali Kota Ternate lebih peduli kepentingan warga, kasihan juga kalau kita lihat anak-anak muda main bola di jalan-jalan, sementara stadion model bagitu,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan