Selasa, 26 November 2024

Wahdah, Tukang Foto “Jalanan” di Landmark Ternate

Wardah tengah memotret salah satu pengunjung Landmark Ternate (Nita/Kaidahmalut)

TERNATE, KAIDAH MALUT – Wahdah Nur Alting, seorang fotografer keliling yang saat ini tengah mencoba peruntungannya di jalanan. Kehadirannya di pusat Kota Ternate, membawa nuansa baru ketika masyarakat hendak bersantai di Taman Landmark Ternate.

Pria asal Kota Tidore Kepulauan itu, hampir setiap malam menawarkan jasa foto di kawasan Landmark Ternate.

Peminatnya mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Soal harga, sangat terjangkau. Wardah membandrol Rp2.500 sekali jepret. Bagi mereka para model yang bergaya di depan kameranya pun, bisa langsung mendapatkan hasil jepretan Wardah.

Harga yang ia pasang bukan tanpa alasan. Sebelum mangkal di Landmark, Wahdah sempat on the road ke kawasan wisata Danau Tolire dan Taman Benteng Oranje. Hanya saja, kata dia, mobilitasnya ke lokasi tersebut sangat terbatas. Olehnya itu, ia berpindah tempat ke Landmark.

Menurut pria yang berdomisili di Kelurahan Bastiong Talangame itu, pekerjaan tersebut dilakoninya lantaran tuntutan ekonomi.

Dirinya mengaku harga Rp2.500 sekali foto, merupakan strategi ekonomi yang disesuaikan dengan perkembangan style yang sudah berubah.

Sebelumnya, dirinya sempat memiliki studio foto. Bahkan dia juga sempat membuka jasa foto wedding (pernikahan). Hanya saja, persaingan terlalu banyak sehingga Wahdah harus nekat banting stir dengan menjadi tukang foto jalanan.

Hal itu pula, pernah ia lakukan sewaktu masih di Jakarta.

“Saya melihat di Ternate berkembangannya tidak terlalu jauh sama Jakarta. Karena saya dulu sempat jadi tukang foto jalanan di Jakarta jadi saya lihat Ternate juga tak kalah jauh, hanya kan di Jakarta langsung cetak. Jadi saya tiru dan kembangkan,” kata Wahdah kepada Kaidah Malut, Ahad, 18 Juni 2023.

Ia bilang, dengan harga yang sangat terjangkau itu, ia bisa meraup penghasilan yang memuaskan yakni Rp1 jutaan. Nominal itu ia peroleh mulai dari pukul 17.00-00.00 WIT.

“Setiap malam pasti ramai, banyak yang pengen difoto. Apalagi malam minggu. Kalau paling rendah itu Rp300-400 ribu per malam,” jelas Wardah.

Wardah tak sendiri. Saat bekerja, ia dibantu oleh adik perempuannya yang juga lulusan sarjanan komputer.

“Alhamdulilah saya dibantu adik saya. Tugasnya menyalin hasil foto untuk dikirim ke orang-orang yang sudah difoto,” tukasnya.

Terpisah, salah satu pengunjung Landmark, Safitri mengaku senang dengan kehadiran Wardah.

Menurutnya, jasa tukang foto keliling seperti Wardah pantas diapresiasi. Sebab, baginya, tak banyak anak muda yang bisa mengambil keputusan sama seperti Wardah.

“Untuk turun ke jalan, menawarkan jasa foto itu merupakan pekerjaan yang gampang-gampang susah. Saya pernah ke Bandung, kalau di sana itu sekali foto malah agak mahal Rp15 ribu. Harga yang di Landmark ini sangat terjangkau dan hasil fotonya juga bagus,” pungkas Safitri. (*)