TERNATE, KAIDAH MALUT – Momentum Ramadan 1444 hijriyah, masyarakat mulai memadati Kawasan Pasar Higienis Ternate. Aktivitas meningkat mulai dari pedagang sampai pengunjung pasar.
Kondisi itulah, yang akhirnya membuat pasar semakin padat. Belum lagi lahan parkir yang tidak bisa menampung banyaknya kendaraan.
Wajah pasar bukan hanya terlihat para pedagang yang menjajakan jualannya, namun berjejer gerobak, kendaraan roda dua dan roda empat tampak semrawut di bahu jalan pasar.
Parahnya lagi, instansi terkait yang menangani pengelolaan penarikan retribusi parkir pasar, mengetahui hal itu.
Alih-alih untuk menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah (PAD), situasi di lapangan justru menimbulkan kemacetan setiap hari. Apalagi menjelang sore, ketika akan berbuka puasa.
Dua jalur di depan Pasar Higienis, tepatnya areal trotoar habis terpakai oleh pengendara yang memarkirkan kendaraannya.
Akademisi Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malut, Herman Oesman menilai, instansi terkait harus memiliki konsep parkir yang ideal.
Semrawutnya penataan parkir, tentu tak lepas dengan kawasan pasar, dan menurutnya ini bukan persoalan baru.
Herman memaparkan, terhitung sejak era Wali Kota Syamsir Andili, kawasan pasar dan terminal telah menjadi area paling “gaduh”, karena kawasan itu ada beberapa OPD yang saling berebut dominasi.
Di era Wali Kota Burhan Abdurrahman, ia membangun dan memodernkan kawasan tersebut, di antaranya membangun Pasar Higienis dan perbaikan terminal Gamalama.
Tetapi, lagi-lagi kawasan itu tetap tak bisa tertib dan rapi. Situasi itu kerap bersinggungan dengan parkiran dan banyaknya pedagang kaki lima, yang serampangan menggunakan ruang jalan.
Kawasan itu, setidaknya instansi terkait harus mampu merumuskan konsep ideal, untuk melakukan penataan dan pengelolaan ruang yang ada. Dengan begitu tidak saling mendominasi.
“Namun hal yang mengherankan, selama ini kawasan itu sepertinya susah diatur, ada apa? Setiap pergantian pimpinan OPD, persoalan pada kawasan itu kembali berulang,” kata Herman, Kamis, 06 April 2023.
“Ini seolah ada lingkaran yang tak bisa diputuskan,” sambungnya.
Baginya, Pemerintah Kota Ternate perlu ada kawasan khusus untuk parkir bagi pengunjung pasar.
Dengan begitu, tidak mengganggu ruang jalan bagi pengguna kendaraan.
“Pimpinan OPD terkait, harus berani melakukan terobosan membuat ruang parkir yang ideal,” tegasnya.
Apabila, pihak terkait tidak bisa melakukannya, maka kawasan pasar dan parkiran terus seperti itu.
“Dan itu akan mengulang kesalahan yang sama setiap saat,” tukasnya. (*)

Tinggalkan Balasan