TERNATE, KAIDAH MALUT – Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa mengangkat Mayor Jenderal M. Saleh Mustafa sebagai Panglima Kodam XVII/Cendrawasih. Pengangkatan itu berdasarkan Keputusan Nomor: Kep/700/VII/2022 tentang Pemberhentian Dari Dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia.
Mayjen M. Saleh Mustafa sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Komando Operasi Gabungan Wilayah II (Kaskogabwilhan II) pada 2021-2022.
Putra Ternate, Maluku Utara, kelahiran 14 Maret 1969 ini pernah menjadi bagian terpenting di Kedaton Kesultanan Ternate, karena ayahnya pernah menjabat sebagai Jogugu di Kesultanan Ternate.
Mayjen M. Saleh Mustafa, adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1991. Ia dari kesatuan Baret Merah atau Kopassus.
Ia juga pernah menduduki jabatan sebagai Kasdam Jayakarta 2019 -2021. Juga pernah mengemban amanah sebagai Wadan Pussenif Kodiklat TNI-AD tahun 2017-2019.
Suami dari Ziska Bayu Prabasari Danrem 132/Tadulako Palu tahun 2016-2017, Pamen Ahli Kopassus Bidang Pendidikan dan Latihan tahun 2016, serta sejumlah jabatan lainnya.
KISAH MENOLAK SOGOKAN
M. Saleh Mustafa ini punya kisah menarik saat menjabat sebagai Danrem 132/Tadulako di Palu, Sulawesi Tengah.
Saat itu, ayah dari Moza Permatasari Mustafa dan Muhammad Mozis Rayyan Mustafa ini didatangi seoranh warga dari kampung di Bungku, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang menyampaikan bahwa anaknya berkeinginan ikut test Bintara TNI.
“Silakan lengkapi persyaratan dan daftar di Korem,” kata Saleh Mustafa yang ketika itu masih berpangkat Kolonel.
Kebetulan di saat itu memang sedang dibuka pendaftaran Tamtama dan Bintara TNI.
Warga itu kemudian menyerahkan amplop berisi uang, dengan maksud menyogok Saleh Mustafa agar anak tersebut dapat lulus dalam tes masuk bintara.
Saleh Mustafa marah, karena ada warga yang berniat menyogoknya.
“Masuk Tentara itu gratis. Tidak ada bayar membayar. Ambil kembali uang itu dan silakan pulang untuk urus anak bapak. Uang itu sebaiknya digunakan saja selama pendidikan jika lulus nanti,” katanya.
Singkat kisah, mendaftarlah si anak itu di Korem. Setelah melewati serangkaian tes, si anak yang menang berprestasi di bidang olahraga itu dinyatakan lulus sebagai seorang calon Bintara TNI, yang akan melanjutkan pendidikan di Makassar.
Sayangnya, anak kampung dari Bungku itu tidak sempat mengikuti pendidikan, karena mengalami kecelakaan sepeda motor saat mengantar berkas tambahan ke Korem ketika itu.
“Anak saya tidak bisa ikut pendidikan Pak, karena tadi pagi celaka naik motor. Dia menabrak tiang listrik dan kakinya patah,” kata ayah dari calon Bintara itu.
Saleh Mustafa tetap kukuh, agar anak tersebut tetap diikutkan pendidikan, dan penyembuhannya nanti selama di pendidikan.
Tetapi ayah si anak itu berkeras agar dibatalkan saja anaknya. Akhirnya, pupus harapan anak tersebut menjadi tentara.

Tinggalkan Balasan