TIDORE, KAIDAH MALUT – Sore itu, Ahad, 24 Desember 2023, kru Kaidah Malut berkesempatan mewawancarai salah satu calon legislatif (caleg) DPRD Kota Tidore Kepulauan. Namanya Soepriadi H. Syahbuddin.
Soepriadi atau yang akrab disapa Adi, merupakan caleg PDIP nomor urut 5 untuk daerah pemilihan satu (dapil 1) meliputi Kecamatan Tidore dan Tidore Timur.
Berlokasi di Kedai Sabua Warkop, kawasan kuliner Pantai Tugulufa dengan suguhan air kelapa muda, Soepriadi menceritakan jejak karirnya serta alasan ikut “nyaleg”.
“Sebelum terjun ke dunia politik, saya seorang ASN di Tidore Kepulauan. Saya 10 tahun ditugaskan di Sekretariat DPRD Provinsi Maluku Utara, lalu 7 bulan “mampir” di Dispora Provinsi Maluku Utara dan akhirnya dipindahkan ke Bappelitbangda Tidore dengan posisi jabatan saat itu, Kepala Seksi Pengembangan SDM selama satu tahun,” begitu cerita Adi.
Sampai saat ini, Soepriadi masih tercatat dan aktif sebagai Ketua Ansor Tidore sejak tahun 2012 silam. Sebelum, memutuskan berhenti sebagai ASN, Soepriadi pernah turun ke jalan dan ikut memperjuangkan TTP ribuan ASN yang diabaikan.
Dan pada akhirnya, tepat tanggal 04 Januari 2021, Soepriadi resmi berhenti sebagai ASN. Alasannya sederhana, memilih jalur pengabdian yang berbeda.
“Sudah terlalu lama kita mengambil jalur pengabdian melalui gerakan moral, nah sekarang saatnya beralih jalur pengabdiannya melalui gerakan politik. Jadi ini soal jalur pengabdian bagi daerah, dan saya pilih politik,” kata Soepriadi.
Dengan alasan itu pula, pria kelahiran 16 Maret 1984 ini, akhirnya melabuhkan hatinya ke PDIP. Bagi dia, PDIP memiliki kesamaan ideologi dan banyak menyentuh rakyat kecil.
Meski sudah belasan tahun menjadi aktivis, namun Soepriadi tak menampik jika kemampuan dan kualitasnya masih diragukan banyak orang, dalam bursa caleg tahun 2024 mendatang.
Tetapi, bagi pria yang gemar mengenakan peci dan sarung ini bilang, itu hal biasa yang terjadi di kalangan masyarakat. Terlebih kata dia, mereka yang belum mengenalnya secara dekat.
Mengapa harus menjadi wakil rakyat?
DPRD, menurutnya adalah lembaga yang memberikan ruang untuk berbicara lebih dan mengkritik, serta mengintervensi kebijakan yang langsung berkepentingan dengan masyarakat.
Kenapa harus pilih Soepriadi?
Meski baru di dunia politik dan perdana ikut caleg. Namun, kapasitas Soepriadi menahkodai Ansor selama belasan tahun, patut diperhitungkan.
Sebut saja, Soepriadi bersama Ansor kerap melakukan pendampingan bagi masyarakat yang bermasalah, dan selalu turun memperjuangkan kepentingan masyarakat.
“Saya hanya mau bilang, kalau mau ini jadi, ya kita harus bersama-sama dan bergandengan tangan,” ucapnya.
Apa yang akan diperjuangkan Soepriadi, jika terpilih nanti?
“Ada fenomena yang cukup menggelitik pikiran,” ucap Soepriadi sembari tersenyum.
Jika terpilih nanti, ada lima hal yang menjadi visi misinya untuk didorong secara kolektif. Di antaranya mendorong keselarasan pemda dengan DPRD. Negara memberikan ruang bagi DPRD melalui reses dengan tujuan menyerap aspirasi masyarakat yang kemudian diserap menjadi pokok-pokok pikiran (pokir).
“Di situlah yang dibutuhkan keselaran. Bagaimana memposisikan dengan benar, agar lembaga dan pemerintah harus setara,” jelasnya.
Kedua, mendorong dengan benar fungsi DPRD dengan baik mulai dari anggaran, pengawasan dan legislasi. Tiga fungsi tersebut, biasanya di level yang paling praksis tidak berjalan dengan maksimal. Misalnya, perda yang dibuat tidak disosialisasikan. Padahal itu menyangkut kepentingan masyarakat. Begitu pula dengan anggaran yang tidak besar lalu dibuat efisien.
Ketiga, membangun komunikasi dengan pemda dan generasi milenial. Keempat, soal demografi terlebih anak-anak muda, dan kelima mendorong pelaku UMKM yang ada di Tidore. (*)

Tinggalkan Balasan