HALBAR, KAIDAH MALUT – Para nelayan di Kecamatan Ibu dan Ibu Selatan keluhkan pelayanan di SPBU Tagola Wayoli, Halmahera Barat, Maluku Utara. Pasalnya nelayan-nelayan setempat sulit memperoleh bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Salah satu nelayan dari Desa Togola yakni Wempi Malempi kepada Kaidah Malut, Rabu, 16 Agustus 2023 mengaku, dirinya dan para nelayan lainya yang ada di Kecamatan Ibu sangat kesulitan mendapatkan BBM, karena SPBU hanya memprioritaskan tangki rakitan.

Alhasil, nelayan yang akan melaut sering terkendala gara-gara tak kebagian BBM jenis pertalite.

“Jujur saja kita dibeberapa desa di Kecamatan Ibu, akhir-akhir ini agak sulit dapat minyak (pertalite) untuk pergi mangael (memancing),” akunya.

Padahal, Wempi bilang, di saat membeli BBM, mereka telah memperlihatkan surat rekomendasi dari pemdes dan kecamatan serta kartu nelayan. Namun, pihak SPBU tetap mengutamakan tangki rakitan.

“Karena untuk beli minyak di SPBU itu, yang diminta harus memperlihatkan kartu nelayan dan rekomendasi yang menyatakan bahwa yang beli ini benar-benar seorang nelayan. Bahkan torang (kami) juga perlihatkan kartu nelayan,” kesalnya.

Baca halaman selanjutnya…

“Yang tangki rakitan ini setelah beli, dorang (mereka) pindahkan pertalite ke galon baru masuk lagi untuk beli baru,” sambunya.

Mirisnya lagi, kata Wempi, ada oknum anggota polisi yang sering membeli BBM menggunakan mobil dengan tangki rakitan.

Wempi dan nelayan yang ada di Kecamatan Ibu berharap agar pemda setempat, bisa secepatnya menyelesaikan persoalan yang dialami nelayan. Sebab, lanjut dia, melaut merupakan mata pencairan utama mereka.

Terpisah, pengawas SPBU Togola, Herlina Baluang saat diwawancarai menegaskan, pihaknya tetap memberikan BBM kepada nelayan, sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

“Kalau nelayan tetap kami layani, tetapi harus tunjukan bukti seperti kartu nelayan dan juga rekomendasi dari pemerintah,” tegasnya

Ia juga mengaku, petugas SPBU kerap mendapati pembeli yang mengatasnamakan nelayan. Sehingga, dengan begitu pihaknya selalu selektif pelayanan.

“Karena banyak pembeli yang tidak memiliki kartu nelayan tapi ada surat rekomendasi itu. Kalau saya layani nanti akan juga ditegur, jadi harus disertai bukti lengkap supaya kami tahu bahwa mereka itu benar-benar seorang nelayan,” terang dia.

Herlina pun tak menampik jika ada oknum polisi yang sering membeli BBM menggunakan tangki rakitan.

“Iya benar tapi kapasitas tangkinya sama seperti tangki standar,” tukasnya. (*)