LABUHA, MALUT KAIDAH – Bupati Halmahera Selatan, Maluku Utara, Usman Sidik, “ngamuk_ di acara dialog yang digelar Barisan Muda Salawaku di salh satu kafe di Labuha, Selasa, 7 September 2021.

Aksi Bupati Usman Sidik itu terekam dalam video yang beredar di banyak WahatsApp Group. Di dalam video berdurasi 02:50 menit itu, Bupati Usman Sidik terlihat adu mulut dengan Husen Said, yang juga sebagai salah seorang narasumber dalam dialog bertema: Potret 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Selatan Usman – Basam.

“Konsep Smart City ngana (Anda) paham ka tarada (atau tidak)? Ngana mangerti ka tarada (kamu paham atau tidak?),” tanya Bupati Usman kepada Husen saat dialog itu sedang berlangsung.

“Kota cerdas toh,” tegas Usman, membenarkan jawaban dari Husen. Lalu Husen di hadapan bupati lebih melihat konsep Smart City pada aspek infrastruktur.

Namun penjelasan Husen ditampik bupati. “Bukan infrastruktur, Smart City itu sistem. Sistem yang masuk dalam aplikasi smart,” katanya.

Menurut dia, dari konsep _Smart City akan dimasukkan semua program kegiatan.

“Apapun dan di manapun, semua terintegrasi lewat sistem. Jadi Halsel harus begini, cerdas,” ujarnya.

Sementara itu, Husen Said yang dihubungi malut.kaidah.id via telepon genggamnya juga tidak bisa terhubung.

Sekadar informasi, kehadiran bupati sempat membuat suasana dialog terhenti. Bahkan tak dilanjutkan setelah kejadian itu.

Hingga berita ini tayang, belum tahu pasti penyebab bupati hadir pada acara dialog tersebut, hingga terjadi keributan.

Seorang warga Palu asal Maluku Utara, Ruslan Taher Sangadji, mengatakan, seharusnya pihak pelaksana dialog mengundang Bupati sebagai pembicara untuk menjelaskan tentang konsep Smart City, karena bupati paham soal program tersebut. Agar informasi mengenai konsep smart city itu tidak dipahami secara sepihak.

“Konsep Smart City itu ada di seluruh daerah di Indonesia dan bukan barang baru. Warga harus obyektif menilai konsep itu. Di Kota Palu, konsep smart city sudah berjalan dengan baik. Maka pelaksana dialog harus mengundang Bupati untuk menjelaskannya agar masyarakat paham mengenai program smart city itu,” katanya.

Ochan, yang juga Direktur Kaidah Network menyontohkan, di Kota Palu ada Portal laporwalikotapalu, yang memudahkan warga melaporkan semua peristiwa, kejadian, kerusakan infrastruktur dan segala hal di wilayahnya kepada pimpinan Kota Palu.

“Ada juga aplikasi jejaring Pengawasan Penataan Ruang Idaman atau disingkat JAPRI yang sudah diluncurkan Wali Kota Palu. Semua itu adalah konsep Smart City yang telah berjalan,” jelas Ochan.

Dia menambahkan, konsep Smart City atau Kota Pintar, merupakan upaya-upaya inovatif yang dilakukan ekosistem kota dalam mengatasi berbagai persoalan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan komunitas setempat.

Konsep Smart City itu merupakan cita-cita besar Pemerintah Indonesia melalui Pendayagunaan dan Aparatur Negara untuk menuju digital nation di Indonesia.

Perluasan cakupan inovasi Smart City ke kota dan kabupaten, sangat diperlukan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta masyarakat dan stakeholder lainnya. *