Sementara itu, Assistant Manager Pemasaran UP3 Tobelo, Husen menuturkan, sebelum jaringan listrik PLN masuk, kedua desa tersebut hanya mengandalkan mesin diesel, dengan kapasitas daya yang belum dapat mencukupi kebutuhan masyarakat setempat. Selain mengandalkan mesin diesel milik pemerintah desa, warga setempat hanya dapat mengandalkan mesin diesel yang dimiliki di rumah masing-masing. Sayangnya, tak semua warga memiliki fasilitas diesel pribadi di rumah. Mengingat harga mesin diesel yang cukup mahal, belum ditambah dengan biaya pemeliharaan, serta harga minyak yang relatif tinggi, sehingga masyarakat tidak dapat menikmati listrik secara kontinyu.
“Pemerintah daerah setempat kemudian mengambil langkah kolaborasi bersama PLN untuk menghadirkan listrik di kedua desa ini. Tentu hal tersebut berarti bahwa sinergitas harus kita bangun bersama untuk kepentingan hajat hidup orang banyak dalam memajukan suatu daerah” tutur Hasan.
Sebelum listrik PLN masuk, masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 6 jam untuk menggunakan listrik untuk keperluan rumah tangga. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, pemerintah desa dan PLN menganggap perlu adanya jaringan listrik PLN yang harus dibangun guna mendukung peningkatan kualitas hidup masayarakat, peningkatan kualitas taraf hidup dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa kondisi di kedua desa ini memiliki potensi untuk dapat lebih berkembang dengan adanya dukungan fasilitas yang memadai, salah satunya yaitu dengan menghadirkan listrik secara andal dan berkualitas.