“Kita cukup mengetahui rekam jejak Israel mulai dari rentetan konflik Israel-Palestina yang tercatat sejak abad ke-19,” ujar M Reza A. Syadik, Ketua PB Formmalut Jabodetabek
KAIDAH MALUT – Indonesia merupakan bangsa yang mengecam penjajahan di atas muka bumi. Hal itu jelas termaktub dalam Priambule pertama. Terlebih, Bung Karno juga pernah mencoret Israel di Asian Games tahun 1962.
Tentunya cukup beralasan sebab Indonesia memiliki Priambule yang menyebutkan: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan”.
Penolakan Timnas Israel bukanlah hal yang baru di Indonesia.
Kita cukup mengetahui rekam jejak Israel mulai dari rentetan konflik Israel-Palestina yang tercatat sejak abad ke-19.
Konflik ini pun bertalian dengan sejak berdirinya Negara Israel tahun 1948 di mana Israel menguasai sebagian besar wilaya bekas kekuasaan Inggris termasuk Yerusalem, kemudian stengah populasi Arab telah diusir dan sebagianya melarikan diri.
Tahun 1967 Israel kembali berulah merebut jalur Gaza dan kawasan “sinai” sampai tepi Barat, hingga Yerusalam Timur dari Yordania. Perebutan wilaya ini mengakibatkan terjadinya kecamuk perang.
Ketiga, pada tahun 2008, terjadi pemberontakan usai Israel melakukan serangan udara dan darat ke Jalur Gaza.
Kemudian memblokade seluruh jalur bantuan ke Palestina pada tahun 2010. Tentara Israel bahkan menembaki kapal bantuan Mavi Marmara.
Keempat, di tahun 2017 Israel kembali melakukan pemberontakan. Kali ini diduga didompleng oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang memberi pengakuan bahwa Yerusalem merupakan Ibu Kota Israel.
Kelima pada April 2021 tentara Israel mensabotase speaker Masjid Al-Aqsah. Hingga Mei 2021 bentrokan terjadi di area masjid Al-Aqsa antara jemaah Palestina dan aparat Israel yang menyebabkan banyak korban luka.
Melihat rentetan peristiwa di atas, boleh dikata bahwa Israel merupakan bagian dari imperialis yang menyerobot menguasai wilayah Palestina secara sepihak.
Tak hanya itu, ada isu miring yang menyebutkan bahwa Indonesia bisa saja dibekukan oleh FIFA, jika menolak Israel di Piala Dunia U-20 2023 yang akan berlangsung pada 20 Mei mendatang.
Bila Indonesia kembali diberi sanksi, mengapa harus hawatir?
Kita memiliki sejarah menolak Israel melalui sikap tegas seorang presiden pertama yakni Bung Karno.
Kita harusnya berkaca pada sikap tegas Bung Karno yang tidak miskin ide, hingga Pada tahun 1963.
Bung Karno membentuk forum olahraga tandingan yang bernama “Games of the New Emerging Forces (Ganefo)”, dan bahkan sukses menarik minat 48 negara.
Kita tentu bisa saja melanjutkan ide Bung Karno dengan melanjutkan Ganefo III 1970 sebagai bentuk perlawanan terhadap bangsa-bangsa imperialisme.
Kami anak muda Indonesia tegas menolak Timnas Israel, diikutsertakan dalam ajang sepak bola Piala Dunia U-20.
Mengutip perkataan Bung Karno: “Kita harus bangga bahwa kita adalah satu bangsa yang konsekuen terus, bukan saja berjiwa kemerdekaan, bukan saja berjiwa anti imperialisme, tetapi juga konsekuen terus berjuang menentang imperialisme”.