“Atas dasar itu saya meminta pimpinan kami Pak Dirk Soplanit, Direktur PT MMS untuk menghadiri penandatanganan. Namun, sampai saat ini sudah tidak ada respon dari beberapa pejabat. Padahal sudah dihubungi melalui WhatsApp dan telepon,” terangnya.
“Kabar terkait MoU itu pun tidak terealisasi. Kita merasa dipermainkan, karena tidak ada kejelasan,” pungkasnya.
Direktur PT MMS, Dirk Soplanit mengatakan pihaknya sudah melakukan beberapa tahapan awal dan jika pemkot menyetujui, mereka akan melakukan rehabilitasi sesuai standar regulasi dari PSSI maupun Liga.
“Kita sudah memulai dari sekarang karena mengingat beberapa bulan lagi kompetisi sudah mulai berjalan. Kita harus memperbaiki stadion sesuai regulasi yang ada, mulai dari rumput hingga fasilitas lainnya,” timpalnya.
Ia bilang, pihaknya sangat gembira dan senang hati setelah menerima informasi terkait kerja sama itu dari Pemkot Ternate. Bahkan langsung datang ke Ternate untuk melakukan penandatanganan MoU.
“Ternyata lain dari harapan kita. Sampai jam ini tidak ada respon lagi dari Pemkot. Jika ada yang harus kami penuhi disampaikan, tapi sampai tidak,” sesalnya.
Untuk itu, pihaknya memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan Pemkot Ternate terkait pengelolaan Gelora Kie Raha.
“Kita sudah putuskan tidak lagi bekerja sama dengan Pemkot Ternate lagi. Kami close (tutup) untuk tidak lagi menggunakan stadion ini sebagai homebase kita. Nanti ke depan kita akan melihat untuk membuat homebase kita di Maluku Utara. Tapi tidak lagi dengan Gelora Kie Raha,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa dalam waktu dekat ini PT MMS akan mencari lokasi di Maluku Utara. Apabila tidak ada, maka yang terdekat di Sulawesi Utara.
“Kalau di Sulawesi Utara itu tidak lama. Karena kita akan buat homebase di Maluku Utara. Pemain-pemain juga didominasi dari Maluku Utara,” pungkasnya. (*)