“Jangan seperti kondisi Papua yang merupakan wilayah NKRI. juga soal pertahanan di wilayah-wilayah perbatasan yang ada di Maluku Utara, seperti perbatasan Maluku Utara dengan Filipina. Perbatan Maluku Utara dengan Papua ini, harus menjadi konsen kita semua terutama dalam aspek geo politik,” jelas Namto.
Namto juga menyoroti soal pentingnya sinergitas Pemda 10 kabupaten/kota bersama TNI/Polri dalam melawan radikalisme, terorisme dan gerakan-gerakan yang akan mengacaukan keadaan daerah dan NKRI.
Benny Laos yang juga digadang-gadang sebagai Gubernur Maluku Utara menambahkan, bahwa ia dengan pemikirannya lebih mengedepankan perspektif pembangunan ekonomi kerakyatan yang merata, dan benar-benar harus diterapkan dan dirasakan oleh masyarakat Maluku Utara ke depan.
“Yang jelas kalau ekonomi rakyat membaik, maka eskalasi masalah-masalah konflik sosial yang berakibat hukum juga, akan makin menurun,” tambah Benny.
Ia pula bersyukur bisa berkumpul kembali dengan 3 tokoh tersebut.
“Jadi Puji Tuhan, hari ini saya sangat bahagia dapat hadir dan datang ke Tidore. Pulau yang indah berwibawa, lingkungan yang bersih dengan masyarakatnya yang baik, bersahaja. Saya juga dapat bersilaturahmi dengan orang-orang yang sudah seperti kakak saya sendiri, abang-abang saya,” ucapnya.
Menurut Benny, Tidore adalah kota yang sangat berkesan.
“Saya ucapkan terima kasih dan semoga ke depan Tidore akan lebih maju dan terus berkembang,” harap Benny Laos. (*)