Jumat, 25 April 2025
Tikep  

Rarogam di Mareku Resmi Ditutup, Pesan Wali Kota Tidore Jaga Silaturahmi

Penutupan Rarogam di Kelurahan Mareku, Tidore (Tim/kaidahmalut)

TIDORE, KAIDAH MALUT – Wali Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen, menutup kegiatan Rarogam di Kelurahan Mareku, Ahad, 6 April 2025.

Rarogam merupakan acara tradisi masyarakat Kelurahan Mareku, yang ditujukan kepada orang-orang Mareku yang merantau atau sudah tinggal di luar Tidore, untuk kembali melihat dan berkumpul bersama dengan sanak keluarga di kampung halaman.

Dalam penutupan Rarogam, Wali Kota Tidore berharap kegiatan ini dapat menguatkan tali silaturahim di antara masyarakat kelurahan Mareku dan mempererat kebersamaan, baik keluarga Mareku yang berada dalam kampung maupun yang tinggal di luar kampung.

“Kami berharap kegiatan ini, selain menjadi tradisi yang baik untuk kita jadikan sebagai event tahunan, juga mampu menjadi pemersatu dalam masyarakat, sehingga harapan kita bersama untuk kemajuan Kota Tidore Kepulauan akan terus diraih,” ucap wali kota Muhammad Sinen.

Orang nomor satu di Kota Tidore Kepulauan ini juga mengapresiasi panitia penyelenggara, serta masyarakat Kelurahan Mareku atas terselenggaranya kegiatan Rarogam ke 3 tahun 2025 yang meriah dan penuh makna ini.

“Semoga ikhtiar untuk menjaga kekeluargaan akan senantiasa menjadi penjaga kekompakkan kita di masa depan, untuk ikut serta berperan dalam pembangunan baik di kampung, maupun untuk daerah tercinta ini,” harapnya.

Mengakhiri sambutannya, Muhammad Sinen berpesan kepada masyarakat Kelurahan Mareku yang mengikuti lomba dalam rangkaian Rarogam, untuk tidak berkecil hati jika belum menang dalam perlombaan.

“Juara lomba bukan menjadi ukuran, namun seluruh rangkaian kegiatan Rarogam adalah wujud dari mempererat tali silaturahmi antara sesama, tujuan utamanya itu, agar anak cucu mengenal bahwa mareku sangat luar biasa,” timpalnya.

Sementara, ketua panitia Mujahidin Husen dalam laporannya mengatakan, ide kegiatan Rarogam ini sebagai ajakan masyarakat Mareku yang merantau, agar tetap menjalin silaturahmi dengan kampung halaman.

“Tidak hanya sekedar pulang kampung saja, tetapi Rarogam menjadi simbol kepedulian serta penghormatan terhadap leluhur, dan upaya menjaga tradisi silaturahmi serta identitas daerah, khususnya masyarakat di Kelurahan Mareku,” pungkasnya. (*)