“Kalau soal ancaman itu tidak ada. Itu juga tidak ada arahan dari siapa pun. Itu mungkin politik, kan biasa sudah. Yang mendukung di sebelah pasti bilangnya begini, yang di sebelahnya lagi pasti dukung lain dan bilangnya lain,” pungkasnya.

Soal aktivitas penjualan, ia mengaku tetap berjalan normal sesuai yang termuat pada kontrak yang telah dibuat, sehingga hal ini pula tidak bisa terlepas begitu saja.

“Jadi ini kan penugasan, dari Pertamina ke APMS, lalu saya lanjutkan ke pangkalan maka tugas pangkalan menyalurkan. Harga jual juga sudah diatur,” jelasnya.

Awat bilang, soal perekrutan 30 orang untuk ranting partai itu juga hal biasa dilakukan dalam berpolitik. Menurutnya, APMS dan pangkalan adalah wadah untuk meraup suara sebanyak-banyaknya, saat Pemilu 2024 mendatang.

Bagi dia, mitra seperti pangkalan minyak tanah yang ada di Kecamatan Oba Tengah, bisa dijadikan momentum konsolidasi politik Partai Garuda.

“Kan torang punya mitra kan di situ. Jadi bisa torang atur sampai ke bawah kan,” tambahnya.

“Itu hal biasa. Sama halnya dengan kalian kan. Yah mungkin saja bisa bantu 10 orang, kan bisa juga baku ator bagitu tarada,” tukasnya. (*)