TERNATE, KAIDAH MALUT – Hak merek City Branding Ternate Kota Rempah yang diperoleh dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM), akhirnya diakui secara resmi oleh negara.
Pengakuan tersebut ditandai dengan penyerahan sertifikat merek dari Kemenkum HAM, yang diserahkan Kepala Kanwil Kemenkum HAM Malut kepada Wali Kota Ternate, saat kegiatan Workshop Kekayaan Intelektual berlangsung di Royal Resto, Kelurahan Kalumpang, Kota Ternate, Senin, 29 Agustus 2022. Penyerahan juga dilakukan kepada UMMU terkait UMKM.
Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman dalam sambutannya mengatakan, penyerahan sertifikat itu sudah sesuai dengan pemetaan, yaitu pengakuan negara terkait dengan Ternate sebagai Kota Rempah.
“Nanti hal–hal berikut akan di desain dalam penguatan City Branding. Salah satu contohnya adalah bagaimana agar pengakuan atau Internalisasi City Branding ini harus berakar dulu, di tingkat lokal baru tingkat nasional, dan tingkat nasional disampaikan pada tanggal 31 Agustus. Kita lihat sesuai undangan yang disampaikan, khususnya terkait diskusi menjadikan rempah atau jalur rempah sebagai peradaban dunia,” jelas Tauhid.
Tauhid berharap, dengan adanya pengakuan ini ada beberapa kegiatan lainnya, termasuk ketika orang datang merasakan benar ini adalah Kota Rempah.
“Hal–hal lain terkait Kota Rempah, seperti apa mungkin kita mendorong agar UMKM yang berbasis rempah itu nanti menjadi bagian dari kekuatan ekonomi lokal. Hal–hal lain justru akan mendukung terkait dengan pariwisata, itu bagian dari mapping (pemetaan) kita kedepan. Saat ini kegiatan tersebut sudah on the track, bagaimana yang diharapkan awal kita penguatan City Branding,” kata Tauhid.
“Mudah–mudahan hari ini sekaligus pengakuan secara nasional, bahwa Ternate benar sebagai Kota Rempah dan diakui negara. Kita lagi susun, di tahun 2023 ciri khas Ternate. Termasuk sudut rempah, museum rempah sudah ada di dalam benteng, tapi yang paling terpenting itu bahwa bukan persoalan pasar rempah dan monumen rempah. Rempah itu bagian dari identitas Ternate, karena identitas sehingga kekuatan ekonomi harus dimulai dengan mendorong rempah itu, sebagai bahan–bahan yang berbasis rempah. Itu juga upaya kita untuk mendorong UMKM semakin lama semakin dikenal dengan ciri khas,” tambahnya.
Ia juga menambahkan, minuman berbasis pala dan kopi rempah, merupakan bagian dari kekuatan yang sudah ada. Hanya saja, bagaimana peran Pemda menjadi motivator untuk memberikan ruang gerak agar UMKM ini bisa berkembang lebih baik kedepan. (*)