TERNATE, KAIDAH MALUT – Kawasan cagar budaya Benteng Oranje di Kelurahan Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara kerap menjadi sarang maksiat bagi kaula muda.
Pasalnya, sebagian besar fasilitas seperti lampu yang semestinya menerangi areal tersebut, justru tidak berfungsi lagi lantaran dirusaki oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Sarif H Sabatun menyebutkan, karena tidak ada penjagaan dan sebagian besar fasilitas pendukung seperti, lampu taman pada benteng peninggalan VOC ini juga dirusaki, maka Benteng Oranje kerap jadi lokasi maksiat.
“Di sini jadi tempat isap lem, mabuk, tempat pacaran dan sebagainya. Ini kan lampu-lampu di dalam ini semua mereka kasih rusak supaya jangan terang, mereka kan mau di gelap-gelap,” sebut Sarif kepada malut.kaidah.id, Senin, 25 April 2022.
Sarif bilang, pihaknya sudah mengusulkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Maluku Utara, agar benteng yang sudah menjadi cagar budaya ini bisa diperbaiki pintu masuknya. Seperti pada pintu masuk utama dan pintu samping benteng.
Tidak hanya pintu, BPCB pun diusulkan agar membangun pos penjagaan, supaya pengunjung yang masuk ke areal benteng terutama di malam hari dapat diawasi.
“Di sini CCTV juga belum dipasang. Coret-coret dinding itu karena bebas masuk,” ucap Sarif.
Bahkan tak jarang, Sarif juga sering ke benteng untuk melakukan pemantauan di malam hari. Suasana dan kondisi benteng yang gelap, malah menjadi tempat muda-mudi berpasang-pasangan asyik bermadu kasih.
“Mau larang juga kan sudah banyak anak-anak di dalam, lalu dengan pasangan-pasangan. Jadi kalau di Jakarta mereka bilang tempat jin buang anak di sini tempat jin bikin anak,” tandasnya.*