TERNATE, KAIDAH MALUT – Warga RT 03 dan 04 lingkungan Jerbus, Kelurahan Tanah Tinggi Barat, Kota Ternate, mendatangi kantor PDAM setempat, memprotes air yang tidak mengalir dalam dua pekan terakhir ini.
Kedatangan warga yang didominasi oleh emak-emak, pada Senin, 8 November 2021 ini, mempertanyakan air PDAM di lingkungan mereka tidak mengalir, sedangkan di tempat lain mengalir dengan lancar.
Ny. Safia, salah seorang warga RT 04, mengaku sudah dua pekan ini, air PDAM di rumahnya tidak mengalir sehingga terpaksa mereka harus membeli air isi ulang
“Tiap bulan torang bayar mahal, baru ini so 2 minggu lebe torang batiki beli air isi ulang,” keluh Safia.
(Setiap bulan kami bayar mahal, namun sudah lebih dua minggu, kami terus-terusan beli air isi ulang).
Ia juga bilang, dirinya harus mengeluarkan uang sebesar Rp80 ribu hingga Rp100 ribu untuk membeli air dengan ukuran tangki 1000 liter.
“Kalau setiap hari torang harus kase kaluar doi bagini abis tong harus makan apa, belum lagi torang pe laki cuma ba ojek kong kase kaluar doi pe banya cuma buat air,” ujarnya.
(Kalau setiap hari kami harus keluarkan uang begini, lantas kami harus makan apa? Belum lagi kerja suami hanya tukang ojek, tapi kami harus keluarkan uang banyak untuk beli air).
“Bagaimana kong pilih-pilih kasih bagini, torang punya tara bajalang kong RT lain bajalang,” tambahnya.
(Kenapa harus pilih kasih seperti ini, air di tempat kami tidak mengalir, tapi di RT lain malah mengalir lancar).
Tak hanya itu, mereka juga mengancam tak akan membayar tagihan rekening air.
“Torang mo bayar bagaimana kalau air saja tara jalan, kong meteran itu cuma badiam bagitu sudah,” ucap salah satu warga dalam aksi tersebut.
(Bagaimana kami harus membayar kalau air saja tidak mengalir, jarum meteran juga hanya diam).
Sementara itu, Dirut PDAM Kota Ternate, Thamrin Alwi saat menemui warga mengaku, belum bisa memastikan apakah air sudah bisa berjalan normal kembali atau tidak. Pasalnya, kata Thamrin, ada gangguan dari sumber di Ngade.
“Gangguannya datang dari sumber di Ngade. Karena Ngade ini kapasitas cukup tinggi, cuma karena terganggu sehingga kita ambil dari Fitu dan Sasa,” akunya.
Kata dia, nanti sumber dari Fitu dan Sasa akan didorong secara estafet pada ketinggian 256 kaki. Sehingga dari situ, lanjut dia, akan didorong ke wilayah-wilayah yang bermasalah dalam pendistribusian air selama beberapa pekan ini.
Ia juga mengaku adanya keterbatasan pompa air dan armada. Sehingga pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) untuk meminjam armada berupa mobil tangki.
“Kita sudah koordinasi dengan pihak Pemprov. Hanya saja, karena mereka masih pakai waktu STQ jadi belum bawa ke sini,” tutupnya.*